LABUAN BAJO TERKINI- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) seputar pengembangan kegiatan pariwisata sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) bersama unsur pentahelix di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
FGD yang digelar pada Sabtu 6 Mei 2023 ini berlangsung di aula kampus Politeknik eL Bajo Commodus dan dihadiri oleh sekitar 50 orang peserta dari berat unsur profesi.
Masruroh selaku Direktur Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran Kemenparekraf dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan, pengembangan MICE merupakan salah satu fokus Kemenparekraf saat ini karena sangat potensial untuk dikembangkan.
Baca Juga: Bandara Komodo Labuan Bajo Siap Melayani Delegasi ASEAN
Selain itu, MICE lanjut Masruroh, bisa mendatangkan wisatawan dengan jumlah banyak sehingga target kunjungan 6 hingga 8 juta wisatawan ke Indonesia tahun 2023 bisa terpenuhi.
"MICE jadi Fokus karena merupakan sisi lain dari potensi pariwisata yang kita kembangkan. Kita mendapatkan target luar biasa tahun ini, kita menargetkan 6 hingga 8 juta wisatawan tahun ini dan harapannya MICE bisa menyumbang 20 persen,"kata Masruroh.
Menurut dia, melalui FGD tersebut, para peserta diharapkan bisa terlibat untuk menggali potensi MICE untuk pariwisata Labuan Bajo yang bisa dikembangkan.
FGD tersebut juga diharapkan menjadi ruang untuk mencari jalan keluar semua permasalahan yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan MICE di Labuan Bajo.
Pada FGD ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, hadir sebagai pemateri pada Sesi pertama yang menjelaskan seputar Kesiapan Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN.
Kesempatan tersebut digunakan Shana Fatina untuk menggali pendapat peserta FGD terkait kesiapan Labuan Bajo menyambut KTT ASEAN serta potensi pengembangan MICE di wilayah itu ke depan.
Pantauan media ini, peserta yang diberi kesempatan menyampaikan respon dan pandangan berbeda-beda seputar pariwisata Labuan Bajo dan berbagai permasalahan yang ada.
Selanjutnya pada sesi kedua, terdapat dua orang pemateri yakni Silvester Wanggel sebagai ketua PHRI Manggarai Barat dan Noorhadi Sadli selaku Staf Khusus Menparekraf sekaligus praktisi MICE di Labuan Bajo.
Baca Juga: KSP Minta Kenaikan Tarif Masuk TNK yang Diusulkan PT Flobamor Dicabut
Pada sesi tersebut keduanya berbicara seputar kolaborasi semua stakeholders dalam pengembangan wisata MICE di Labuan Bajo.
Sama halnya dengan sesi pertama, pada sesi kedua ini, suasana forum sangat hidup karena peserta menyampaikan beragam pendapat seputar kondisi terkini pariwisata Labuan Bajo dengan segala persoalannya.
Pentingnya Kolaborasi Pentahelix
Ditemui media usai FGD, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menyampaikan, salah satu kunci pengembangan MICE di Labuan Bajo ke depan ada kolaborasi pentahelix.
Menurut dia, melalui hal-hal yang berkembang pada FGD tersebut salah satu hal yang teridentifikasi adalah terkait gap informasi seputar MICE termasuk terkait kesiapan Labuan Bajo menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT ASEAN.
Gap informasi tersebut karena masih banyak orang yang belum memahami sama sekali konsep pengembangan MICE.
"Gap informasi itu ada, ada yang sudah terbiasa dan menganggap ini (MICE) adalah hal sehari - hari ada juga yang belum tahu sama sekali karena itu perlu solusi kombinasi, kita akan mulai dengan kampanye dengan menarik pentahelix agar bisa memahami konsep besar pengembangan MICE kedepannya, "kata Shana Fatina.
Baca Juga: Bangun Kemitraan Antar Desa Floratama, BPOLBF Gelar Rakor Soal MICE
Selain itu, Shana menjelaskan, pemikiran yang disampaikan peserta pada forum itu, menjadi catatan penting untuk nantinya akan menjadi bahan evaluasi pengembangan MICE.
"Hari ini semua orang menyampaikan kegelisahan masing-masing dengan level mereka masing-masing. Kita mengidentifikasi semua kegelisahan yang telah disampaikan, kita akan rekap dan kita akan susun modulnya berdasarkan saran dan masukan forum hari ini, "jelasnya. ***