Data Stunting Versi SSGI Itu Peringatan untuk Daerah Bukan Acuan Satu-satunya

9 Maret 2022, 15:41 WIB
Diskusi Pemkab Matim bersama Pers di Media Center Kabupaten Manggarai Timur /Labuan Bajo Terkini/HO- Prokopim Matim

LABUAN BAJO TERKINI- Pemberitaan media terkait Prevalensi Stunting Kabupaten Manggarai Timur yakni 42,9 persen, juga 5 terendah di Provinsi NTT serta 10 besar secara nasional mendapat sorotan publik.

Prevelensi stunting yang tinggi seolah pemerintah Kabupaten Manggarai Timur tidak serius dalam menangani stunting. Perdebatan juga muncul karena kebingungan terkait data prevalensi stunting yang dirilis pemerintah sebelumnya sebesar 13,7 persen. Apalagi pada 2021 lalu, Kabupaten Manggarai Timur mendapat penghargaan juara 2 konvergensi stunting. Hal itu pun menimbulkan kebingungan publik.

Baca Juga: Kasus Stunting di Manggarai Timur Selama 2022 Menurun

Bagaimana sebenarnya kondisi riil stunting di Manggarai Timur ?

Sekda Manggarai Timur, Boni Hasudungan, menjelaskan, indikator prevalensi stunting diukur  dengan metode survei (SSGI) dan penginputan secara elektronik oleh petugas kesehatan di puskesmas (e-PPGBM).

Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), merupakan survei berskala nasional yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan status gizi balita (stunting, wasting, dan underweight) tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

Survei itu dilakukan secara periodik setahun sekali dengan menggunakan tenaga enumerator terlatih pada 514 Kabupaten/Kota se-Indonesia dengan 153.228 balita. Survei ini sangat penting untuk monitoring dan evaluasi kemajuan intervensi gizi di tingkat nasional dan daerah.

Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pun merilis prevalensi stunting Kabupaten Manggarai Timur sebesar 42,9 %. Persentase itu diperoleh dari metode sampling yang datanya diambil di 22 desa di Manggarai Timur. Setiap desa itu, 10 anak yang jadi sampel.

Totalnya ada 210 anak yang jadi sample survei dari jumlah 20 ribu lebih Balita di Manggarai Timur.

Baca Juga: Atas Izin Presiden Jokowi, Gubernur Laiskodat Mengaku Bisa Pukul Bupati yang Gagal Urus Stunting

"Hasil survei SSGI itu baik adanya untuk alarm bagi daerah agar lebih giat lagi menangani persoalan stunting. Ini menjadi evaluasi, apa yang masih kurang, kita perbaiki," ungkap Boni, dalam acara Ngopi Bareng bersama media di Media Center Kabupaten Manggarai Timur, Rabu (9/3/2022).

Ia menegaskan, untuk mengetahui pertumbuhan Balita setiap bulannya, data yang digunakan adalah bersumber dari elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).

e-PPGBM merupakan pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat dengan teknologi elektronik. Data e-PPGBM berasal dari penginputan data yang dilakukan oleh petugas gizi puskesmas berdasarkan hasil penimbangan di posyandu setiap bulannya.

"e-PPGBM ini untuk memonitor pertumbuhan balita setiap bulannya. Karena sifatnya yang real time. Data di e-PPGBM juga digunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan penetapan sasaran program. Apalagi data e-PPGBM juga didukung dengan nama dan alamat balita. Datanya by name and address," tegas dia.

Boni membeberkan, data sementara yang diinput di aplikasi, e-PPGBM angka stunting di Kabupaten Manggarai Timur pada per Februari 2022, mengalami penurunan yakni dari tahun 2021 13,7 persen menjadi 12,0.

“Sementara kita berada di 12,0 persen. Itu dari 88,7 persen data yang sudah diinput di e-PPGBM dari September hingga Februari 2022. Itu data riilnya. Sementara dari Maret sampai Agustus nanti, akan disampaikan September 2022. Target kita di tahun 2022 ini, 8 persen," ungkapnya.

Baca Juga: Stunting Sangat Berbahaya Bagi Anak, Begini Tips Cegah Stunting Menurut Pakar

Sebagai Ketua Pokja Penanganan Stunting di Manggarai Timur, dirinya mengapreasiasi atas petugas-petugas di lapangan yang telah berupaya keras untuk menekan angka stunting di daerah itu.

"Saya harap kita tetap solid dalam menangani persoalan stunting di Manggarai Timur. Kita bekerja lebih giat lagi untuk menyiapkan generasi emas di daerah ini," imbuh Boni.***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler