Sambutan Bupati Hery Melepas Kepergian Mgr Hubertus Leteng: Sederhana dan Diam Jalan Pemanusiaan Menuju Surga

- 3 Agustus 2022, 18:00 WIB
Misa Arwah Sebelum Pemakaman Mgr Hubertus Leteng
Misa Arwah Sebelum Pemakaman Mgr Hubertus Leteng /Labuan Bajo Terkini/HO-Prokopim Manggarai

Baca Juga: Aksi Protes Berakhir, Pelaku Pariwisata Labuan Bajo Dukung Kenaikan Tiket Rp 3,75 Juta ke TNK

KRITIK KEDUA: SEDERHANA

Ini yang paling gamblang dan kasat mata. Sederhana. Bukan hanya apa yang ia kenakan yang rapi tapi seluruh gesture, bahasa tubuhnya adalah kesederhanaan. Tidak wah! Tidak megah! Jauh dari kesan mewah.

Bahasa yang teratur, sopan santun, senyumnya, gaya bicara yang membuat partner bicara serasa duduk sama rendah berdiri sama tinggi, yang memperlakukan lawan bicara sebagai saudara dan seluruh bahasa tubuhnya, semua itu adalah kesederhanaan.

Mengapa ia begitu sederhana? Dia seorang doktor teologi, hampir seluruh hidupnya dihabiskan di lembaga pendidikan, yang berarti dia berwatak ilmiah. Tapi mengapa ia sederhana? Akhirnya saya paham dari motto tahbisan uskupnya: "???????????????? ???????????????????? ???????????????????????? ????????????????????????????."

Memang begitulah. Menjadi saudara bagi sesama, lingkungan dan alam, membutuhkan sebuah kerendahan hati. Dan ini tampak pada Mgr Huber. Di awal-awal masa episkopalnya, dia giat menanam pohon dan menggalakkan pastoral ekologis, misa di Sirise, daerah pertambangan, dan sebagainya.

Maka bagi saya, komplitlah kesederhanaan Mgr Huber: lahiriah dan rohaniah!  Dan inilah ideal kehidupan seorang beriman. Dalam kesederhanaan, hidup manusia memang menjadi tua dan redup tapi mencintai dan berbagi adalah kewajiban pemanusiaan sepanjang-panjang perjalanannya.

Dalam kesederhanaan, yang terjadi ialah berpikirlah efisien. Janganlah menghabiskan tenaga dan waktu untuk  kesementaran, melainkan untuk keabadian. Janganlah pula menumpahkan profesionalisme untuk menggapai uang, harta, rumah besar, nama besar dan sebagainya, yang toh tidak akan menyertaimu selama-lamanya.

Maka kebahagiaan untuk seorang manusia sederhana ialah menjadi saudara yang merangkum sebanyak mungkin orang. Bahwa yang dimaksud keluarga bukanlah sebatas sanak famili dan koneksi, melainkan meluas ke sebanyak mungkin saudara-saudara sesama manusia.

Baca Juga: Festival Kopi Manggarai Jadi Ruang Perjumpaan Pencinta Kopi dan Pelaku Ekonomi

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x