Setiap Tahun 5.818 Gempa Bumi Guncang Indonesia

- 16 Maret 2022, 23:38 WIB
Ilustrasi gempa bumi.
Ilustrasi gempa bumi. /Pixabay

LABUAN BAJO TERKINI - Berdasarkan data yang diambil sejak tahun 2008, rata-rata sebanyak 5.818 gempa bumi mengguncang wilayah di Indonesia setiap tahunnya.

Adapun gempa bumi signifikan dengan magnitudo (M) 5,0 ke atas terjadi sekitar 350 kali per tahun.

"Gempa merusak rata-rata 10 kali dan dua tahun sekali terjadi gempa besar berpotensi tsunami," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono.

Ia memaparkan hal ini dalam webinar sosialisasi mitigasi gempa bumi dan tsunami untuk daerah berisiko, yang dipantau secara daring, Rabu 16 Maret 2022.

Baca Juga: NTB Satu-satunya Provinsi dengan Status PPKM Level 1

Daryono menjelaskan, Indonesia memiliki sejumlah zona megathrust sebanyak 13 segmen yang ada di Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, laut Maluku dan tanah Papua, yang mana ada lempeng samudra yang menghujam ke bawah lempeng benua.

Hal ini, menurut Daryono, berimplikasi pada banyaknya aktivitas gempa bumi di bidang kontak zona tersebut.

Saat dua lempeng ini bertemu dan saling menekan, terdapat akumulasi tegangan tektonik yang sangat besar sehingga bisa mengeluarkan gempa bumi besar.

Baca Juga: 925 Pasien Covid-19 di NTT Sembuh

Di Indonesia, lanjut dia, telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo di atas 8 lebih dari 20 kali sejak tahun 1600, dan 90 persen lebih terjadi tsunami yang cukup dahsyat, sehingga zona kekosongan gempa besar harus diwaspadai.

Selain itu, Indonesia memiliki lebih dari 295 segmen sesar aktif, dan masih banyak yang belum teridentifikasi.

Sesar aktif dibentuk dari bagian lempeng yang mengalami rekahan, karena tekanan dan bagian-bagian lemah itu mengalami pergeseran.

"Di Indonesia, gempa semacam ini yang mematikan sudah 46 kali terjadi akibat sesar aktif. Indonesia adalah wilayah yang terancam dengan zona megathrust, subduksi termasuk gempa kerak dangkal akibat patahan aktif," ujar Daryono.

Baca Juga: BNPB: Masyarakat Lombok Siap Menyambut MotoGP 2022

Ia mengingatkan bahwa gempa bumi sebenarnya tidak membunuh. Sayangnya, di Indonesia bangunan tahan gempa itu masih jarang.

Akibat, saat terjadi gempa bumi, ada risiko terjadi kerusakan bahkan memakan korban.

Ia mengatakan apabila terjadi gempa bumi kuat, namun struktur bangunan lemah dan kondisi tanah lunak, akan memicu kerusakan.

"Setiap kejadian gempa di Indonesia diikuti jatuhnya korban jiwa, dan ini harus kita antisipasi. Solusi terkait bahaya gempa, dengan bangunan tahan gempa," pungkas Daryono.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x