G-20 di Labuan Bajo, Pemerintah Dorong Transisi Energi Melalui PLTS di Pulau-pulau Kecil

- 1 Maret 2022, 15:29 WIB
Instalasi pembangkit listrik tenaga surya yang terpasang di Pulau Messah, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Instalasi pembangkit listrik tenaga surya yang terpasang di Pulau Messah, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. /Instagram/@pln_id

LABUAN BAJO TERKINI - Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dipilih pemerintah untuk menjadi salah satu tempat penyelenggaraan berbagai acara Presidensi G-20.

Ada sekitar delapan even yang akan dihelat di Labuan Bajo. Diantaranya adalah 2nd Sherpa Meeting serta beberapa pertemuan tingkat Working Group (Tourism, Supreme Audit, Energy Transition, Digital Economy, Trade - Invesment - Industry).

Rangkaian kegiatan Presidensi G-20 Indonesia 2022 sendiri terdiri dari 184 agenda kegiatan utama berupa KTT, Pertemuan Tingkat Menteri, Gubernur Bank Sentral, Sherpa/ Deputies, Working Group dan Engagement Group.

Selain itu ada sekitar 254 side-events dan Road to G-20 yang diselenggarakan di sekitar 25 lokasi di seluruh Indonesia, salah satunya di Labuan Bajo.

Baca Juga: 25 Tahun di Daerah Transmigrasi, Warga Translok Golo Tanggar Belum Kantongi Sertifikat Tanah

Menurut Ketua Sekretariat Gabungan Bidang Sherpa Track dan Finance Track Susiwijono Moegiarso, berbagai rangkaian kegiatan itu memerlukan dukungan penyediaan listrik dari PT PLN (Persero).

Karena itu, kata dia, PLN berkomitmen untuk memasok listrik ramah lingkungan dalam mendukung seluruh rangkaian kegiatan Presidensi G-20 Indonesia 2022.

Salah satunya, mendorong transisi energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk pulau-pulau kecil di kawasan Labuan Bajo.

Baca Juga: Pria di Tegal yang Sandingkan Foto Gus Yaqut dengan Hewan di Status WA Akhirnya Minta Maaf

Hal ini tidak hanya untuk penyelenggaraan rangkaian acara pertemuan G-20, tetapi juga sebagai show-case pendukung pertemuan utama, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa listrik ramah lingkungan telah hadir di pulau-pulau kecil dalam menopang kehidupan masyarakat terpencil.

"Ini contoh nyata yang sangat bagus untuk kami tunjukkan di forum acara Presidensi G-20 di Labuan Bajo," ujar Susiwijono Moegiarso.

PLN memanfaatkan PLTS di pulau-pulau kecil di kawasan sekitar Labuan Bajo, seperti PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang.

Baca Juga: Din Syamsuddin Deklarasikan Partai Pelita

Dahulu, masyarakat di Pulau Messah dan Pulau Papagarang mengandalkan genset untuk penyediaan listrik. Warga patungan membayar sewa Rp10 ribu per hari yang disalurkan melalui jaringan kabel dari rumah ke rumah.

Kini, seluruh rumah tangga telah menikmati layanan listrik dari PLTS yang dibangun di kedua pulau tersebut.

"PLTS di Pulau Papagarang dan Pulau Messah ini betul-betul menjadi penopang kehidupan warga dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Susiwijono Moegiarso.

Baca Juga: Usulan Penundaan Pemilu 2024, Ini Respons Pemerintah

Ia menambahkan, PLN membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di lokasi-lokasi terpencil untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.

Kehadiran listrik tenaga surya di pulau terpencil, demikian Susiwijono Moegiarso, bukan hanya menunjukkan komitmen untuk penggunaan sumber listrik ramah lingkungan, tetapi juga secara nyata telah dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah terisolir dalam menopang kehidupan mereka.

Listrik tenaga surya di pulau kecil mampu mendorong produktivitas dan perekonomian masyarakat setempat, di antaranya usaha es batu, pertukangan dengan skap listrik, isi ulang air galon, dan usaha penyimpanan hasil penangkapan ikan dengan alat pendingin.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x