Aktivis PMKRI Mengaku Aksi Tolak Geothermal Disabotase, Kunci Mobil Pengeras Suara Dicuri

3 Februari 2022, 11:43 WIB
Aksi Penolakan Proyek Geothermal wae sano /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI- Aksi massa menolak proyek Geothermal Wae Sano meninggalkan banyak cerita.

Aksi yang digelar oleh masyarakat yang kontra proyek Geothermal Wae Sano bersama aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng dan PMKRI Kota Jajakan Labuan Bajo itu berlangsung hari Rabu 2 Februari 2022.

Titik aksi pertama dilakukan didepan kantor Bupati Manggarai Barat, di depan gerbang Kantor Bupati Manggarai Barat, massa aksi sempat baku dorong.

Baca Juga: Gaduh Geothermal Wae Sano, Marten Mitar: Kalau Bukan Ahli, Jangan Bicara Seolah-olah Ahli

Sempat terjadi kericuhan saat massa memaksa masuk ke dalam kompleks kantor Bupati sampai akhirnya gerbang berhasil dibuka dan 10 orang urusan massa aksi berhasil masuk menemui wakil Bupati, Yulianus Weng.

Saat hendak bertolak ke kantor DPRD Manggarai Barat, massa bersama aktivis PMKRI Cabang Ruteng dan Kota Jajakan Labuan Bajo hanya bisa berorasi dengan Meghapone kecil karena kunci mobil pengangkut sound system hilang.

"Waktu ke DPRD kami tidak bisa gunakan mobil untuk sound system, kuncinya hilang dicuri orang tak dikenal, kami terpaksa menggunakan megaphone seadanya," kata Presidium Gerakan Kemasyarakatan (Germas) PMKRI Cabang Ruteng, Yohanes Christoper Yarkerbi Yani Kom.

Baca Juga: Tolak Proyek Geothermal PMKRI Sebut Warga Bukan 'Kelinci Percobaan', Berikut 3 Tuntutan Demonstran

Mahasiswa asal Kecamatan Lembor itu menuturkan, kunci mobil hilang saat supir kendaraan tersebut keluar dari mobilnya untuk buang air.

"Sopir lagi buang air kecil, pas kembali ke mobil kunci mobilnya sudah tidak ada. Terpaksa mobil lepas di sana dengan sound system yang kami gunakan, " kata Yani.

Menurut Yani, insiden kehilangan kunci ini diduga sebagai bagian dari sabotase dari pihak yang tidak suka dengan aksi tersebut.

"Ini jelas sabotase, ada upaya orang tertentu yang menghalangi aksi kami, ini bagian dari membungkam suara rakyat yang menolak proyek Geothermal Wae Sano, " tandasnya.

Menurut dia, dengan kehilangan kunci kendaraan sound system ini materi orasi mereka tidak bisa disampaikan ke publik dengan baik.

"Apa yang menjadi esensi penolakan kami akhirnya tidak bisa tersampaikan dengan baik. Padahal dengan pengeras suara yang memadai bisa membuat semua tujuan perjuangan kami didengar oleh publik Manggarai Barat, " tegasnya.

Mobil pengeras suara tersebut bisa berfungsi lagi setelah mendapat penanganan tim teknik. ***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler