Menariknya di akhir dialog, sejumlah masyarakat juga mengusulkan agar area konservasi air ini diperluas, tidak hanya daerah Wae Sano. Ini penting, sebab dugaan penyebab pendangkalan Danau Sano Nggoang tidak hanya dari Wae Sano saja, juga juga dari kawasan lainnya di sekitar danau.
Bukan itu saja, masyarakat bahkan mengusulkan beberapa jenis spesifik tanaman yang cocok untuk ditanam di sekitar mata air. Di antaranya tanaman yang bermanfaat bagi ekonomi masyarakat, seperti buah-buahan hingga bambu.
Selanjutnya, seluruh warga masyarakat yang hadir dalam lokakarya tersebut secara bersama-sama bersepakat untuk memasukan program konservasi air ke dalam dokumen IPP, untuk menambah program kemanfaatan proyek yang sudah disepakati sebelumnya berupa pertanian terpadu, desa wisata, penggunaan tenaga lokal di dalam aktivitas proyek, dan bantuan alat-alat belajar-mengajar untuk Sekolah Dasar Nunang.
Selain para tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan, tampak hadir juga dalam lokakarya yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat Sano Nggoang, Sumarlin, ini di antaranya Kepala Desa Wae Sano, Mikael Pedo; serta perwakilan PT Geo Dipa Energi.
Adapun kelompok masyarakat yang belum menerima kehadiran proyek geothermal Wae Sano, tidak tampak hadir dalam kegiatan tersebut. Padahal, pihak penyelenggara juga mengundang mereka.***