Perspektif Puan: Peran Anak Muda untuk Perubahan Kebijakan Iklim

- 29 Maret 2022, 12:45 WIB
Puan Maharani
Puan Maharani /Labuan Bajo Terkini/Dok. Pribadi

Suara- suara anak muda yang juga aktivis lingkungan seperti Greta Thunberg dari Swedia atau Melati Wijsen dari Bali, melalui berbagai gerakan berambisi agar para pemimpin dunia juga melihat isu krisis iklim Ini dan menjadikannya sebagai agenda politik penting bukan nanti, bukan besok tapi sekarang. Kerusakan akibat dampak perubahan iklim sudah mulai terasa dalam 20 tahun terakhir.

Degradasi lingkungan, deforestasi, pencemaran air laut dengan plastik, polusi udara yang berakibat pada meningkatnya racun pada udara yang kita hirup terus memburuk.

Diperkirakan pada 2030 anak muda di dunia, khususnya anak muda Indonesia yang diprediksi akan menjadi mayoritas populasi karena bonus demografi akan mengalami dampak buruk akibat perubahan iklim, di mana suhu global akan memanas dengan peningkatan di atas 1 derajat. Bisa diprediksi bencana dan kerusakan yang disebabnyakan nanti.

Melihat perkembangan situasi iklim global, Puan maharani, melalui forum parlemen internasional memobilisasi komitmen dan aksi dunia pada isu perubahan. Puan setuju dengan berbagai seruan terutama dari anak muda bahwa situasi kita sudah semakin terdesak, penyelamatan iklim dunia mutlak dilakukan. Puan menyampaikan,"Parlemen perlu untuk memobilisasi pengurangan emisi, memperkuat adaptasi, dan merealisasi komitmen pembiayaan bagi negara berkembang."

Perjanjian perjanjian global dan juga komitmen negara  perlu terealisasi dan bentuk kebijakan-kebijakan yang pro Iklim. Negara adalah aktor terpenting karena semua kekuasaan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim ada padanya terutama terkait dengan kebijakan baik itu kebijakan dalam negeri maupun kebijakan internasional termasuk pelaksanaan secara kolektif mitigasi dampak perubahan iklim.

Agenda perubahan Iklim masih memiliki pekerjan rumah panjang. Mulai dari mitigasi dengan percepatan pemanfaatan energi terbarukan sampai adaptasi yang dilakukan di level akar rumput.

Menurut Puan transisi menuju energi terbarukan dengan dukungan teknologi dan investasi berarti membutuhkan komitmen bersama terutama mendorong agar ada dukungan dari negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang untuk berinvestasi mendukung agenda perubahan iklim.

Kembali ke peran anak muda dan bagaimana mereka bisa mengambil bagian dalam agenda perubahan iklim. Menyadari ketidaksabaran kaum muda terhadap pembentukan kebijakan politik terkait perubahan iklim Puan menjawab bahwa sudah menjadi tanggung jawab negara terhadap melindungi generasi muda dan juga generasi yang akan datang.

"Tugas kita adalah meninggalkan bumi yang lebih hijau, lebih sehat, dibandingkan dengan yang kita warisi dari para pendahulu,” tegasnya.

Anak muda berperan besar dalam diskusi terkait perubahan iklim, bahkan menurut Puan, ada urgensi besar memunculkan anggota parlemen muda, sehingga ada keterwakilan dalam penentuan kebijakan politik tentang perubahan iklim.

Anak muda tak semestinya bersikap apatis, meski kadang butuh usaha lebih untuk membuat isu ini menjadi perhatian para pengambil kebijakan.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x