LABUAN BAJO TERKINI- Nama Stefanus Roy Rening tentu bukan nama asing bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sosok pengacara kondang ini memiliki rekam jejak sebagai pejuang hukum yang telah lama berkiprah di tanah air.
Nama Roy Rening, begitu ia dikenal luas, mulai menjadi sorotan masyarakat NTT bahkan Indonesia saat ia menjadi kuasa hukum bagi Tibo Cs, terpidana mati kasus kerusuhan Poso, pada 2006 lalu.
Seperti diketahui, Fabianus Tibo, Dominggus Dasilva, dan Marianus Riwu dieksekusi mati pada September 2006 lalu. Selama proses menjelang eksekusi mati dilakukan, nama Roy Rening berada di garda terdepan yang memperjuangkan hak hukum dari ketiga pria asal Flores tersebut.
Baca Juga: Jalan Golo Mori Telah Diresmikan Presiden Jokowi
Lebih dari satu dekade Tibo Cs dieksekusi, perjuangan Roy Rening untuk membela kaum tertindas tidak pernah surut. Saat ini ia ingin menjadi wakil rakyat dengan membawa misi memperjuangkan hak hukum masyarakat NTT.
Roy Rening memutuskan untuk menjadi calon legislatif atau caleg dari Partai Perindo melalui dapil NTT 1 yang meliputi wilayah Flores, Alor dan Lembata pada 2024 mendatang.
Keputusan tersebut ia ambil setelah cukup lama ia absen dari dunia politik. Seperti diketahui Roy Rening merupakan mantan Ketua Umum Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) yang terakhir kali ikut pemilu pada 2009 lalu.
Sebagai bentuk keseriusannya menjadi wakil rakyat di Senayan, Roy mulai melakukan safari politik dengan mengunjungi masyarakat di Flores mulai beberapa waktu belakangan.
Menurut dia, kondisi NTT sebagai provinsi miskin mendorong dirinya untuk berjuang melalui jalur politik dan menjadi wakil rakyat di DPR RI.
“Konsen saya memberikan perlindungan hukum terhadap orang tertindas dan terpinggirkan, "kata Roy saat ditanya terkait alasannya maju sebagai Caleg DPR RI.
Baca Juga: BANGGA! SMPN 4 Poco Ranaka Jadi Salah Satu Role Model Sekolah Penggerak di Indonesia
Bagi mantan Ketua PMKRI Makassar ini, maju sebagai caleg dari Partai Perindo merupakan pilihan yang pas baginya karena sesuai dengan spirit perjuangan yang selama ini dijalaninya. Dalam Partai Perindo keadilan dan kesejahteraan merupakan pilihan elemen utama yang dapat mempersatukan rakyat Indonesia.
“Masih ada banyak keprihatinan dan rasa kecewa. Demokratisasi dan kebebasan sebagai slogan utama reformasi. Di sisi lain masih ada penyusupan ideologi transnasional mengoyak nilai-nilai luhur bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Fungsi utama lembaga negara dalam banyak kasus hanya demi kepentingan pribadi dan golongan. Rakyat tetap terpinggirkan. Hak dasar mereka sebagai Warga Negara terabaikan dalam kebijakan negara,”imbuhnya tegas.
Juga juga mengatakan jika orang-orang baik diam dan tidak terlibat, orang jahat yang terorganisir yang akan memimpin negara ini. ***