Wabah BBD Tak Terkendali, FORKOMA PMKRI Manggarai Timur Bersama Petani Audiensi dengan DPRD

- 11 Oktober 2023, 16:09 WIB
Wabah BBD Tak Terkendali, FORKOMA PMKRI Manggarai Timur Bersama Petani Audiensi dengan DPRD
Wabah BBD Tak Terkendali, FORKOMA PMKRI Manggarai Timur Bersama Petani Audiensi dengan DPRD /Elvis /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI- Forum Komunikasi Alumni  Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (FORKOMA PMKRI) Kabupaten Manggarai Timur menggelar audiensi dengan Komisi B DPRD menyikapi Banana Blood Disease (BBD)atau wabah penyakit darah pada pisang, Rabu 11 Oktober 2023.

Bertempat di ruang rapat Komisi B DPRD Matim, Forkoma PMKRI Manggarai Timur hadir bersama beberapa petani pisang yang tedampak wabah pisang dari Kecamatan Kota Komba.

Pada kesempatan audiensi tersebut, Forkoma PMKRI Manggarai Timur diterima oleh beberapa orang Anggota Komisi B yang dipimpin oleh Ketua Komisi, Lucius Modo.

Baca Juga: Terdeteksi di Tiga Kecamatan, Ini 7 Himbauan Pemkab Matim Untuk Hentikan Penyakit Darah Pada Tanaman Pisang

Ketua Forkoma PMKRI Manggarai Timur, Yustinus Rani mengatakan, persoalan wabah yang menyerang penyakit pisang telah membawa  dampak luas bagi para petani di daerah itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Data dari Dinas Pertanian Manggarai Timur kata Yustinus menyebutkan, 1050 hektar areal perkebunan pisang di Matim saat ini telah terserang wabah. Akibatnya, kerugian secara ekonomi sangat dirasakan oleh petani yang menggantungkan hidup pada tanaman tersebut.

Menurut alumni PMKRI Kupang itu, Berdasarkan hitungan Forkoma, kerugian akibat wabah pisang ini tembus Rp. 88 miliar lebih dalam setahun.

"Kalau setiap satu hektar perkebunan pisang ditanam 100 rumpun maka pada setiap musimnya ada kurang 200 tandan yang dipanen, jumlah ini kita kalikan dengan 1050 hektare lalu dikalikan dengan harga setiap tandan pada pasaran Rp35 ribu per tandan. Maka setiap bulan kita kehilangan uang kurang lebih Rp. 7,35 Miliar atau Rp88 miliar lebih setiap tahun, "jelas Yustinus.

Selain kerugian secara ekonomi, ia mengaku banyak petani yang harus kehilangan penghasilan setelah pisang milik mereka tidak lagi bisa dipanen.

Ia berharap, Pemkab Manggarai Timur bersama DPRD bisa memikirkan secara bersama-sama untuk memutus mata rantai penyakit pisang di daerah itu.

"Kami dari Forkoma PMKRI Manggarai Timur berharap semua pihak berpikir serius tentang masalah ini, kami datang kesini murni karena dorongan moral karena masalah ini bersentuhan langsung dengan persoalan masyarakat, " tegasnya.

Baca Juga: Banyak Pisang di Borong Diduga Terkena Penyakit Darah, Pelaku Usaha Gorengan dan Kripik Gelisah

Respon DPRD Manggarai Timur


Audiensi yang dilakukan Forkoma PMKRI Manggarai Timur bersama petani pisang disambut baik oleh Anggota Komisi B DPRD Manggarai Timur.

Salesius Medi, Anggota DPRD dari PDI Perjuangan mengatakan, persoalan wabah pisang di Manggarai Timur telah lama terjadi. Meski demikian pemerintah nampak seperti tidak peka dengan persoalan tersebut.

Menurut politisi dari Dapil Borong-Rana Mese itu, pemerintah harus mempunyai rasa memiliki masyarakat sehingga selanjutnya peduli dengan persoalan yang mereka alami.

"Apa yang dilakukan oleh teman-teman Forkoma hari ini wajib kita apresiasi. Menurut saya persoalan pisang ini karena pemerintah tidak memiliki kepedulian terhadap masalah yang ada di masyarakat. Pemerintah harus punya rasa memiliki masyarakat dan masalah yang mereka alami. Kami DPR hanya bisa mendorong, kita hanya bisa menyerap aspirasi masyarakat kita. Pemerintah yang menjadi penentu, "kata Salesius.

Sementara itu, anggota DPRD dari PKS, Jema'in mengatakan, untuk menanggapi persoalan wabah pisang ini harus dilakukan dengan respon cepat pemerintah baik jangka pendek, maupun jangka panjang.

Mantan Ketua PKS Manggarai Timur itu juga berpendapat, pemerintah harus segera melakukan pemetaan terhadap wilayah yang terdampak langsung akibat wabah ini.

Sebagai salah satu solusi permasalahan ini lanjut Jema'in, adalah menurunkan bantuan pangan kepada para petani yang selama ini menggantungkan hidup sepenuhnya pada tanaman pisang.

Dari hasil diskusi pada audiensi tersebut, Lucius Modo selaku pimpinan sidang mengatakan, dari dinamika yang berkembang pada kesempatan tersebut, pihaknya akan mendorong masalah ini untuk dibahas lintas sektor yang bersentuhan langsung dengan wabah pisang.

Baca Juga: Ma Ren, Keripik Pisang dan Keladi Renyah di Borong, Harga Terjangkau

Dinas Pertanian Sambut Baik Usulan Forkoma

Sementara itu, kepala Dinas PertanianManggarai Timur, John Sentis mengaku menyambut baik dengan perhatian Forkoma terhadap wabah pisang yang terjadi di Manggarai Timur.

Menurut dia, wabah yang menyerang pisang di daerah itu masuk kategori layu bakteri dan pertama kali terdeteksi di Desa Compang Ndejing, Kecamatan Rana Mese.

Wabah pada tanaman lanjut kadis John, tidak hanya terjadi pada pisang. Hal ini kata dia, tidak terlepas dari efek dari perubahan iklim dan pemanasan global.

Khusus untuk pisang, ia mengaku pihaknya telah melakukan beberapa upaya termasuk eradikasi atau pemusnahan pisang yang terserang wabah. Namun upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara masif karena berbagai alasan termasuk ketiadaan anggaran.

Dia berharap, hasil masukan dari Forkoma PMKRI Manggarai Timur menjadi titik awal agar semua pihak bisa bersama-sama menyelesaikan masalah ini.

Kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan rekomendasi Forkoma PMKRI Manggarai Timur untuk pemerintah yang dibacakan oleh Bendahara Forkoma, Yergo Gorman.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah