DP2KBP3A Goes to School, Kampanye Anti Perundungan dan Perilaku Hidup Sehat di SMAN 1 Sambi Rampas

21 Maret 2024, 16:10 WIB
DP2KBP3A Goes to School, Kampanye Anti Perundungan dan Perilaku Hidup Sehat di SMAN 1 Sambi Rampas /Labuan bajo Terkini/Dok DP2KBP3A Manggarai Timur

LABUAN BAJO TERKINI- Program DP2KBP3A Goes To School, yang diinisiasi oleh DP2KBP3A Kabupaten Manggarai Timur, mulai dijalankan di SMAN 1 Sambi Rampas, Watu Ngong Kecamatan Congkar, pada hari Senin, 18 Maret 2024.

Tema utama yang diusung pada kesempatan tersebut adalah kampanye anti perundungan/bullying dan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi kepada anak-anak dan guru.

Kegiatan didahului oleh ajakan untuk memerangi bully dan mendorong pola hidup sehat oleh Pj. Bupati Matim, Ir. Boni Hasudungan.

Baca Juga: Inovasi DP2KBP3A Manggarai Timur Tahun 2024, dari Cek Dapur Mama Hingga Grebek Stunting

"Dalam proses terjadinya Bullying, terdapat 5 kondisi/syarat yaitu ada pelaku, korban, penonton aktif, penonton pasif dan pelapor. Mata rantai ini harus diputus agar bullying tidak terjadi di lembaga pendidikan", tandas Hasudungan.

Sementara itu Kadis P2KBP3A Kab. Matim melalui Kabid Perlindungan Anak, Jimmy Elo menegaskan,  peran aktif sekolah dalam mengidentifikasi potensi terjadinya Bullying melalui kerja sama multi sektor, yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan sosial/masyarakat perlu berjalan optimal.

"Peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak yang empatif, inklusif dan respektif terhadap orang lain. Di sisi lain, peran sekolah dalam menjauhkan praktik bullying adalah mendorong keterlibatan teman sebagai konselor sebaya dan menerapkan sistem pelaporan yang ketat terhadap setiap kejadian bulling dan potensi terjadinya bullying, "ungkap Jimirius.

Sedangkan peran komunitas atau lingkungan lanjut Jimirius, adalah memberikan perhatian kepada korban bullying dan tidak permisif terhadap potensi terjadinya bullying dalam komunitas masyarakat.

Pemateri lain dalam kesempatan itu adalah Afrianus Retno yang menekankan pentingnya pengetahuan dan informasi yang edukatif bagi anak sekolah/remaja tentang kesehatan organ reproduksi.

"Hal terpenting jika ingin menjadi remaja yang berkualitas adalah menjaga kesehatan reproduksi serta menghindarkan diri dari perilaku menyimpang seperti seks bebas /seks pranikah, pernikahan dini, dan penggunaan NAPZA, "papar Retno. 

Lebih jauh Retno mengingatkan bahwa beberapa hal yang disampaikan diatas tentu memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap percepatan penurunan stunting. Remaja juga dituntut untuk mengenal diri sendiri serta mengenal kelebihan diri melalui penilaian positif dari orang lain".

Kepada media Jimirius menjelaskan bahwa outcome dari kegiatan ini adalah terbentuknya sekolah yang ramah anak, peserta didik terhindar dari praktik bullying baik sebagai pelaku maupun korban, dan terbentuknya komitmen yang kuat dari institusi pendidikan untuk menyelenggarakan ekosistem pendidikan yang nyaman bagi pendidik dan peserta didik.

Baca Juga: YGNI Bersama DP2KBP3A Manggarai Timur Gelar Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal di Kecamatan Rana Mese

Selain itu, program ini bertujuan menyiapkan generasi muda yang cerdas dan berkarakter "berencana", yang mempunyai pengetahuan mumpuni tentang perilaku hidup sehat dan dapat mempraktikannya dalam keseharian serta bisa menularkan karakter positif terhadap teman sebaya.

Sebagaimana disaksikan media, kegiatan ini diikuti oleh ratusan siswa siswi di sekolah tersebut. Tampak hadir juga pengurus osis dan guru-guru bimbingan konseling.***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler