Survei Charta Politika: 57,9 Persen Responden Tidak Setuju Masa Jabatan Presiden Tiga Periode

20 Desember 2021, 21:20 WIB
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya. /Instagram/@yunartowijaya

LABUAN BAJO TERKINI - Charta Politika Indonesia melakukan survei nasional pada periode bulan Desember 2021. Survei menyasar 1.200 responden.

Salah satu isu Pemilu yang ditanyakan Charta Politika kepada responden dalam survei tersebut adalah terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.

Hasilnya, 46,2 persen responden mengetahui wacana perpanjangan tersebut. Sisanya 36,4 persen tidak tahu.

Baca Juga: MukaRakat Siap Hibur Pencinta Hip Hop di Labuan Bajo

Terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, sebanyak 57,9 persen responden tidak setuju. 

"Hanya 19,8 persen yang menyatakan setuju," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, saat acara peluncuran hasil survei secara virtual di Jakarta, Senin 20 Desember 2021.

Yang menarik, 40,3 persen dari total 1.200 responden justru mengaku belum tahu Pemilu akan digelar serentak pada 2024.

Sebanyak 59,7 persen di antaranya atau sebanyak 716 orang, telah mengetahui informasi bahwa pemilihan presiden, pemilihan anggota legislatif, dan pemilihan kepala daerah akan digelar pada tahun yang sama.

Baca Juga: Waspada Omicron, Pemerintah Tambah Daftar Negara yang Dilarang Masuk ke Indonesia

"Namun, sebanyak 484 responden lainnya mengaku belum mengetahui informasi tersebut," tutur Yunarto Wijaya.

Oleh karena itu, ia mendorong penyelenggara Pemilu untuk menyebarkan informasi terkait dengan Pemilu lebih luas kepada masyarakat.

"Ini PR (pekerjaan rumah) bagi KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), penyelenggara pemilu," ujarnya.

Baca Juga: Ketua PBNU Dorong Penggunaan Vaksin Halal, Ini Respons Wakil Ketua Komisi IX DPR RI

Dari survei yang sama, menunjukkan 81,7 persen responden setuju Pemilu digelar serentak pada tahun 2024. Namun 17,3 persen responden lainnya tidak setuju.

Yunarto Wijaya menyampaikan tingginya jumlah responden yang setuju Pemilu digelar pada tahun 2024, berbanding terbalik dengan hasil survei menjelang Pilkada Serentak 2020 lalu.

"Ini mungkin berpengaruh pada psikologi orang ketika sekarang merasa Covid-19 sudah mereda, situasi pertemuan online sudah bisa dilakukan, dan tidak berbahaya lagi untuk kumpul pada masa Covid-19, termasuk diselenggarakan Pemilu serentak terbesar sepanjang sejarah di Indonesia," papar Yunarto Wijaya.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler