PT Geo Dipa Energi Jamin Proyek Geothermal Wae Sano Tak Merusak Lingkungan

16 Desember 2021, 12:37 WIB
Plt Direktur PT Geo Dipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim. /Labuan Bajo Terkini/HO-Geo Dipa Energi

LABUAN BAJO TERKINI - Plt Direktur PT Geo Dipa Energi (Persero), Riki Firmandha Ibrahim, menegaskan bahwa proyek panas bumi atau geothermal Wae Sano, di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menjamin proyek ini tak merusak lingkungan.

Di samping itu, ekplorasi proyek Wae Sano juga menjamin tidak ada relokasi warga sekitar.

"Proyek ini telah melakukan penyesuaian desain teknis dengan memindahkan titik pengeboran menjauh dari wilayah pemukiman warga, sehingga tidak perlu ada relokasi warga," ujar Riki Firmandha Ibrahim, melalui keterangan resmi yang diterima Labuan Bajo Terkini, Kamis 16 Desember 2021.

Baca Juga: Aturan Karantina Terbaru, Ada Dispensasi dengan Syarat Ketat

Ia menambahkan, proyek gheothermal Wae Sano ini juga tunduk pada standar pengelolaan lingkungan dan sosial yang digariskan oleh Bank Dunia.

"Secara ketat proyek ini harus melaksanakan berbagai kajian mengenai dampak pengeboran dan kegiatan eksplorasi geothermal Wae Sano dan melakukan mitigasi terhadap dampak tersebut baik secara lingkungan maupun sosial," ucapnya.

Apabila proyek melakukan pelanggaran, demikian Riki Firmandha Ibrahim, maka pendanaan akan dihentikan oleh pihak bank.

Dengan demikian, maka proyek sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan pengeboran, karena berkaitan langsung dengan keberlanjutan pendanaan proyek.

Baca Juga: Kecelakaan Hebat Hingga Lumpuh, Selebgram Laura Anna Meninggal Dunia

"Jadi jelas, kegiatan yang akan dikerjakan di Kampung Lempe, tentunya akan sangat aman dan menjaga kelestarian lingkungan serta menjaga ruang hidup masyarakat kampung tersebut," tandasnya.

Khusus Kampung Nunang, menurut dia, areanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain. Termasuk untuk kegiatan pemberdayaan pertanian masyarakat.

Hal ini setelah secara teknis proyek eksplorasi geothermal Wae Sano melakukan perubahan pada desain teknis, di mana titik pengeboran tidak lagi dimulai dari titik pengeboran well pad B di Dusun Nunang, lantaran adanya keberatan masyarakat Dusun Nunang mengenai rencana pemboran yang dirasakan terlalu dekat dengan pemukiman.

Menurut Riki Firmandha Ibrahim, proyek eksplorasi akan dimulai dari titik pengeboran/ well pad A yang berjarak cukup jauh dari pemukiman warga.

Baca Juga: Baru Dua Bulan Diresmikan Presiden Jokowi, Proyek KSPN Senilai Rp24 M di Labuan Bajo Mulai Rusak

Sedianya, titik pengeboran B akan dimanfaatkan untuk demo plot percontohan kegiatan pertanian sebagai bagian dari benefit sharing program atau program berbagi manfaat untuk warga Wae Sano.

Dengan dipindahkannya titik pengeboran ke well pad A, menurut dia, maka titik pengeboran berada di luar Nunang dan berada jauh dari pemukiman.

"Jadi, seharusnya warga tidak lagi menolak geothermal, dikarenakan sekarang jaraknya sudah jauh dari pemukiman dan wilayah yang diprotes masyarakat akan digunakan untuk area percontohan pemberdayaan masyarakat," tegas Riki Firmandha Ibrahim.

Baca Juga: NTT Krisis Petani Milenial, Ansy Lema: Semangat Poktan Bhinneka Membawa Harapan

Ia juga menggarisbawahi, proyek geothermal tidak hanya mendatangkan manfaat untuk pergantian dari sumber energi yang tidak ramah lingkungan seperti batu bara menjadi energi bersih seperti panas bumi/ geothermal.

"Namun, proyek eksplorasi Wae Sano juga mendatangkan manfaat lain melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat," papar Riki Firmandha Ibrahim.

Diketahui, selama lima tahun belakangan ini, proyek pengembangan geothermal Wae Sano tak kunjung terealisasi.

Padahal, sejumlah pihak telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), baik antara perusahaan dengan pemerintah maupun perusahaan dengan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng.

Baca Juga: Labuan Bajo Destinasi Wisata Super Premium, Hermawi Taslim: Masyarakat Lokal Jangan Kalah Gesit

Terkatung-katungnya pelaksanaan proyek geothermal Wae Sano karena adanya penolakan warga atas kehadiran geothermal yang merupakan energi baru, rendah karbon dan ramah lingkungan itu.

Kelompok penolak geothermal beralasan, kehadiran geothermal dapat merusak lingkungan, bahkan kemungkinan mereka direlokasi.

Proyek eksplorasi Wae Sano merupakan salah satu proyek pengembangan panas bumi yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikenal dengan nama Proyek Pengeboran Pemerintah atau Government Drilling (GEUDPP) yang mendapat pendanaan dari pemberi dana internasional.

Proyek eksplorasi panas bumi Wae Sano pada awalnya merupakan penugasan kepada salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan PT SMI. Baru pada tahun 2021, penugasan ini dilanjutkan kepada PT Geo Dipa Energi (Persero).***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler