Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, PMKRI Ruteng Sebut Negara Tidak Beri Jaminan Keamanan Bagi Umat Katolik

29 Maret 2021, 10:25 WIB
Logo PMKRI/Dok. PMKRI /


LABUAN BAJO TERKINI- Bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katolik Katedral Makassar pada Minggu 28 Maret 2021 menuai kecaman dari berbagai pihak.

Kecaman juga datang dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Ketua PMKRI Ruteng, Herybertus Mandela mengatakan, bom bunuh diri yang terjadi di Katedral Makassar mencerminkan kegagalan Negara melalui BIN, POLRI dan BNPT melakukan antisipasi terhadap aksi teror di Indonesia.

Baca Juga: Gelar ICE 2021, PLN Dorong Inovasi Kelistrikan Karya Anak Bangsa

"Kami tentu sangat kecewa dengan alat Negara seperti pihak TNI, POLRI, BNPT dan BIN yang tidak mampu mendeteksi lebih dini terkait mengantisipasi semua ini,"kata Mandela melalui keterangan pers tertulisnya,Minggu malam.

Lebih Lanjut Mandela menjelaskan, ledakan Bom di Makassar adalah contoh kasus yang menggambarkan bahwa Teroris masih banyak dan berkeliaran di Indonesia hingga saat ini.

Dia juga menyayangkan, menjelang perayaan Paskah 2021 ini aparat tidak sigap dan belajar dari pengalaman aksi terorisme selama ini.

Kejadian ini kata dia, membuat umat Katolik akan takut untuk ke Gereja saat perayaan hari raya Paskah yang akan digelar pada pekan ini.

"Ya, Bom bunuh diri ini sebenarnya bukti Negara tidak memberi jaminan rasa aman untuk umat Katolik merayakan Paskah tahun ini, apa jaminan Negara bahwa paskah tahun ini aman? Kelihatannya Negara melalui aparat keamanan tidak sigap,"tegas Mandela.

Dia meminta Presiden Joko Widodo untuk mencopot Kepala BIN dan BNPT yang dinilai tidak bekerja dengan baik mengantisipasi kejadian ini.

Baca Juga: Makna Perayaan Minggu Palma Bagi Umat Katolik

"Presiden harus copot Kepala BIN dan BNPT. Kejadian di Makssar ini menjadi bukti kinerja BIN kita buruk dan tidak bisa diandalkan,"pungkasnya.

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler