"Sopir lagi buang air kecil, pas kembali ke mobil kunci mobilnya sudah tidak ada. Terpaksa mobil lepas di sana dengan sound system yang kami gunakan, " kata Yani.
Menurut Yani, insiden kehilangan kunci ini diduga sebagai bagian dari sabotase dari pihak yang tidak suka dengan aksi tersebut.
"Ini jelas sabotase, ada upaya orang tertentu yang menghalangi aksi kami, ini bagian dari membungkam suara rakyat yang menolak proyek Geothermal Wae Sano, " tandasnya.
Menurut dia, dengan kehilangan kunci kendaraan sound system ini materi orasi mereka tidak bisa disampaikan ke publik dengan baik.
"Apa yang menjadi esensi penolakan kami akhirnya tidak bisa tersampaikan dengan baik. Padahal dengan pengeras suara yang memadai bisa membuat semua tujuan perjuangan kami didengar oleh publik Manggarai Barat, " tegasnya.
Mobil pengeras suara tersebut bisa berfungsi lagi setelah mendapat penanganan tim teknik. ***