Layangan Putus dan Bangkitnya Nasionalisme Pelakor

- 16 Januari 2022, 11:57 WIB
Serial Original WeTV, Layangan Putus
Serial Original WeTV, Layangan Putus /LABUAN BAJO TERKINI

LABUAN BAJO TERKINI- Serial Original WeTV terus mencatat rekor. Trending Berkali-kali dalam beberapa minggu di Indonesia.

Serial yang dibintangi Reza Rahadian sebagai Aris dan Putri Marino sebagai Kinan ini menyedot pencinta film untuk terus mengikuti setiap kisah-kisahnya.

Kisah cinta segitiga Aris, Kinan dan Lidya yang diperankan oleh Anya Geraldine itu memang menguras emosi penonton. Setiap episode nya selalu ada konflik yang membuat penonton masuk kedalam kisah-kisahnya.

Baca Juga: Layangan Putus, Trending Berminggu-minggu, 15 Juta Kali Ditonton Dalam Satu Hari Penayangan

Bahkan, sosok Reza Rahadian yang selalu bermain peran sebagai penyayang dalam berbagai film yang dibintanginya berperan sebagai sosok yang menyebalkan. Aksinya sebagai Aris yang berselingkuh saat Kinan istrinya sedang hamil tak jarang mengundang umpatan penonton.

Nasionalisme Pelakor

Anya Geraldine sebagai Lidya dalam serial Layangan Putus adalah sosok yang bisa jadi salah satu sasaran yang sering di hujat penonton.

Perannya sebagai Perebut Laki Orang (Pelakor) tentu bukanlah peran yang muda. Pelakor adalah predikat yang paling di benci khususnya oleh penonton yang sebagian besar kaum hawa.

Tapi, Pelakor yang dimaksudkan dalam artikel ini bukanlah seperti peran yang dimainkan Lidya.

Pelakor dalam tulisan ini adalah istilah sekelompok orang untuk para pencinta drama Korea. Mereka menyebutnya Pencinta Lelaki Korea (Pelakor).

Lantas apa hubungannya dengan Nasionalisme? Layangan Putus harus diakui telah memalingkan perhatian para pencinta drama Korea di Indonesia.

Baca Juga: Deretan Film Komedi Korea Ini Wajib Kamu Tonton

Kualitas akting dan alur cerita yang apik membuat Layangan Putus memikat para penggemar nya dengan baik.

Seperti halnya Drama Korea, Layangan Putus adalah salah satu karya terbaik anak bangsa yang patut di acungi jempol.

Beberapa orang pencinta Drakor yang bercerita dengan LABUAN BAJO TERKINI mengaku sangat mengaggumi serial yang satu ini.

"Akting para pemeran sangat keren. Kualitas video juga HD, ini yang buat orang nyaman untuk terus menonton, kisahnya juga keren selalu ada kejutan, " kata Teodora saat bercerita dengan media ini di Labuan Bajo belum lama ini.

Bagi dia, jika perfilman dalam negeri selalu menampilkan film-film berkualitas maka mereka yang sebelumnya menggandrungi drama Korea dengan sendirinya beralih pada film di tanah air.

Sama halnya dengan Theodora, Kalista seorang mahasiswa pada salah satu kampus Negeri di Denpasar Bali mempunyai pendapat yang sama.

Mahasiswa jurusan Manajemen ini mengatakan, Nasionalisme generasi milenial bisa terbentuk dari karya seni termasuk perfilman Indonesia.

"Selama ini kita semua pasti sangat nyaman dengan drama Korea. Apa kita tidak suka dengan film Indonesia? Tentu tidak. Film dengan kualitas baik pasti ditonton, kalau sinetron dengan kisah yang selalu sama pasti dilewatkan saja, " kata Kalista.

Dia berpendapat, selama ini tanpa disadari, drama maupun Film Korea dan segala produk budaya Negeri Ginseng itu telah memengaruhi gaya hidup orang di seluruh penjuru dunia.

"Gaya hidup kita di beli kan? Referensi mode gaya hidup kaum milenial kita pun mengikuti tren di Korea. Indonesia kapan bisa memengaruhi gaya hidup Negara lain? Yah Mudah-mudahan kedepan bisa, " pungkasnya. ***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x