Peluncuran pabrik pertama di Asia Tenggara dengan luas 16 hektare dan luas pengembangannya 100 hektare itu akan dilakukan tahun ini dengan 40 produk.
“KOI jadi pusat pembelajaran kelor di Asia Tenggara, fasilitasnya disiapkan sempurna,” kata pemilik Moringa Organik Indonesia Dudi Krisnadi, secara terpisah.
Ia menyebut, Kelor Organik Indonesia memiliki tiga unit pengelolaan kelor yakni unit pangan, obat tradisional, dan kosmetik.
Di Pusat Pembelajaran Kelor pertama di Asia Tenggara, rencananya juga akan ada unit pelatihan, percontohan kebun, serta alat produksi kering.
Baca Juga: Sistem Pertanian Terpadu Menjawab Tantangan Kemandirian Pangan
Ia menjelaskan, masyarakat yang sudah dididik melalui pelatihan diwajibkan memiliki seribu pohon kelor atau luas sekitar 0,1 hektare.
KOI akan meminjamkan alat pengering, kemudian daun yang sudah kering akan dijual ke pabrik, untuk selanjutnya diolah menjadi produk jadi.
“Seribu pohon itu karena harapan kami petani bisa berproduksi setiap hari. Jadi sebulan bisa hasilkan 50-60 kilogram. Penghasilan juga bisa Rp3 juta per bulan,” beber Dudi Krisnadi.
Baca Juga: Tiga Hari Tes Pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika, Pol Espargaro Tercepat
Hingga saat ini, produk kelor yang dihasilkan dari pabrik akan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.