Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Februari 2024, Tentang Mengasihi Musuh

24 Februari 2024, 04:59 WIB
Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Februari 2024, Mengasihi Musuh /Labuan Bajo Terkini/Pixabay

LABUAN BAJO TERKINI- Sahabat Katolik yang dikasih Tuhan. Sebelum memulai hari tentu banyak hal yang perlu kita siapkan termasuk bekal rohani untuk melewati hari ini.

Berikut ini akan disajikan Bacaan Injil Suci dan Renungan Harian Katolik edisi akhir pekan, Sabtu 24 Februari 2024. Bacaan injil hari ini diambil dari Injil Matius: 5:43-48.

Renungan Katolik hari ini berbicara terkait panggilan untuk menjadi kudus dan ajakan untuk mengampuni serta mengasihi sesama termasuk musuh sekalipun. Simak selengkapnya Bacaan Injil Suci dan Renungan Harian Katolik edisi Sabtu 24 Februari 2024 berikut ini. 

Baca Juga: Dibuka Hingga 26 Februari, Ayo Daftar Prakerja Gelombang 63, Ini Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

Bacaan Injil

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia   dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak  Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 

Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?  Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain?

Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Baca Juga: KWI Sambut Baik Pergantian Isa Al Masih Menjadi Yesus Kristus Untuk Penamaan Hari Libur Nasional

Renungan Harian Katolik

Tuhan memanggil kita semua untuk menjadi kudus. Pada hari ini kita mendengar ajakan Tuhan melalui Musa kepada bangsa Isarel supaya mereka bertumbuh dalam kekudusan.

Apa yang harus mereka lakukan? Pertama, mereka harus setia untuk melaksanakan perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan Tuhan.

Kedua, mereka perlu mendengar suara Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Allah bagi bangsanya. Ketiga, bangsa Isarel menjadi umat kesayangan-Nya karena bangsa ini setia melakukan perintah dan ketetapan-Nya.

Kata kuncinya adalah jalan kekudusan bangsa ini ditempuh melalui kesetiaan untuk melakukan segala perintah dan ketetapan Tuhan. Kekudusan adalah milik kita juga ketika kita mengikuti jalan-jalan Tuhan, bukan jalan-jalan manusiawi kita.

Dalam Bacaan Injil Yesus menantang kita untuk mewujudkan kekudusan hidup dengan melewati 'pintu yang sempit'. Yang dimaskudkan dengan 'pintu yang sempit' adalah kita harus mengasihi Allah dan sesama dengan unik.

Yesus membuka jalan-jalan kekudusan kepada kita, misalnya ketika la berkata, "Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Namun, Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat. 5:43-44).

Kita mengasihi semua orang seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kasih kita harus lintas batas. Musuh pun harus kita kasihi. Ini memang sangat berat! Musuh kok dikasihi.

Di sini Yesus tidak hanya berbicara, tetapi melakukannya, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34).

Beranikah kita melakukan perintah kasih ini di dalam hidup kita sehari-hari? Beranikah setiap pasangan suami-istri tidak hanya menghitung-hitung kesalahan pasangannya, tetapi saling mengampuni dan saling menerima?

Apakah para orangtua dapat mengasihi anak-anak dan anak-anak mengasihi orangtua mereka yang rewel dan menjengkelkan atau hanya duduk, lalu masing-masing menyusun litani kesalahan serta melupakan perbuatan kasih mereka? ***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler