LABUAN BAJO TERKINI- Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi digelar pada 27 November 2024 mendatang. Hal tersebut telah ditetapkan KPU RI yang telah resmi menetapkan jadwal pelaksanaan Pilkada langsung 2024 ini.
Di NTT, beberapa nama yang masuk dalam bursa pencalonan Gubernur sudah mulai bergerak untuk menggalang dukungan demi memenangkan kontestasi ini.
Salah satu yang sudah nampak bergerak adalah Mantan Kapolda NTT, Irjen (Purn) Johanis Asadoma. Jenderal bintang dua itu melalui relawannya sudah mulai bergerak menggalang dukungan di media sosial.
Selain di media sosial Facebook, para relawan juga terpantau menggalang dukungan dengan membentuk Whatsapp Group yang diberi nama Relawan Johni Asadoma (RaJa) For NTT 1.
Nama Johanis Asadoma belakangan ini memang menguat pasca mantan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat memutuskan untuk tidak maju kembali pada Pilgub 2024 ini.
Asadoma yang telah pensiun pada akhir tahun ini disebut akan menjadi kandidat kuat pengganti Laiskodat dan berpotensi diusung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Ansy Lema Dijodohkan dengan El Asamau
Selain Johni Asadoma, nama lain yang sangat potensial menjadi Gubernur NTT 2024-2029 adalah politisi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema.
Pria yang populer disapa Ansy Lema itu saat ini merupakan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang terpilih pada 2019 lalu dari Dapil NTT 2.
Ansy Lema juga pada Pileg 2019 ini dikabarkan akan kembali menjadi wakil PDI Perjuangan dari Dapil NTT 2 untuk kedua kalinya setelah meraih suara mayoritas di PDIP.
Pada Pilkada NTT 2024 ini, mantan juru bicara Ahok pada Pilgub DKI 2017 itu dijodohkan oleh para relawannya untuk menggaet caleg DPD RI Dapil NTT, El Asamau.
Baca Juga: Termasuk Ben Isidorus, 4 Nama Ini Berpotensi Jadi Calon Wakil Hery Nabit Jika H2N Pecah Kongsi
Menurut para relawan, sosok keduanya yang enerjik sangat layak dalam memimpin NTT kedepannya. Seperti diketahui, El Asamau pada Pileg 2024 ini berhasil meraup dukungan lebih dari 260 ribu suara dari seluruh NTT.
Meski demikian, lulusan magister kebijakan publik American University itu berpotensi gagal mendapatkan satu kursi ke DPD RI setelah kursi terakhir menjadi milik Hilda Manafe. ***