Baca Juga: Ketua DPR RI: Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron
Indonesia kata dia lagi, saat ini menghadapi ancaman besar baik di dalam maupun di luar negeri yang berkaitan dengan kedaulatan.
Berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lima negara terbesar dengan porsi 62 persen anggaran belanja militer global, yakni Amerika Serikat (AS), China, India, Rusia, dan Inggris terus meningkatkan belanja pertahanannya.
"Tiongkok bahkan terus mencatat kenaikan signifikan sepanjang 26 tahun terakhir. Bila tidak memiliki pertahanan yang kuat, Indonesia tidak memiliki posisi tawar dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis," tegas dia.
Baca Juga: Begini Hasil Analisa Roy Suryo Terkait Video Syur Mirip Briptu Christy
Di satu sisi, Khairul mengakui pemerintah dihadapkan pada situasi sulit dan dilematis dalam merespons dinamika yang ada. Akan tetapi, Indonesia tidak bisa lagi membenturkan urgensi antara pembangunan kesejahteraan dengan upaya menjaga kemampuan pertahanan guna menangkal gangguan dan ancaman kedaulatan negara.
"Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan merupakan salah satu cara untuk memperkecil ancaman terjadinya perang,"pungkasnya.***