Dalam proses ritual kebudayaan tersebut dilakukan dengan cara menginjak piring yang diyakini dapat mengusir roh-roh jahat yang ikut serta dalam perjalanan pulang.
5. Bakar Batu
Selanjutnya ada tradisi bakar batu, atau barapen dalam bahasa lokal Jayawijaya. Tradisi ini merupakan wujud ungkapan syukur, menjalin silaturahmi.
Dalam sejarah nenek moyang masyarakat Jayawijaya, tradisi tersebut digelar ketika
hendak mengumpulkan prajurit perang.
Tradisi ini hanya dilakukan oleh suku yang mendiami wilayah pegunungan di sekitar lembah Baliem, Nabire, Paniai, Dekai, pegunungan Bintang, sekitar pegunungan Tengah, Yahukimo, serta Jayawijaya.
Selain untuk mengungkapkan rasa syukur dan saat mengumpulkan pasukan perang,
tradisi bakar batu juga biasanya dilakukan untuk menyambut rombongan tamu agung seperti Bupati, Gubernur, Presiden, atau tamu kehormatan lainnya.
Baca Juga: 25 Tahun Tanpa Penerangan, 10 Kampung di Papua Barat Daya Kini Bisa Nikmati Listrik PLN 24 Jam
6. Tanam Sasi
Budaya Papua terakhir yang akan kita bahas bersama adalah tradisi tanam sasi.
Tradisi ini merupakan tradisi upacara adat kematian yang diadakan di suku Marind atau Marind- Anim di Kabupaten Merauke.