Proses pembuatan Tifa menggunakan darah sebagai bahan perekat. Tradisi kebudayaan ini berasal dari suku Kamoro.
Dalam proses pembuatan Tifa, sebelum kulit biawak ditempelkan ke ujung gendang kayu, sederet pria Kamoro rela menyumbangkan darah mereka sebagai perekat tifa.
Biasanya para pembuat tifa yang menyilet paha mereka akan menampung kucuran darah menggunakan cangkang kerang.
Setelah darah yang ditampung itu cukup untuk dipakai sebagai perekat tifa, lalu darah akan mengoleskan ke gendang tifa sebagaimana mereka mengoleskan lem.
Kulit biawak pun direkatkan sambil ditarik kencang. Mereka akan memasangkan tali pengikat supaya kulit biawak bisa merekat dengan baik.
Baca Juga: Ivan Nestorman Ajak Masyarakat Nikmati Keindahan Musik Tradisi Indonesia
4. Mansorandak
Selanjutnya tradisi mansorandak. Tradisi ini merupakan tradisi penyambutan bagi tamu bagi masyarakat suku Biak yang pulang dari perantauan yang cukup lama.
Masyarakat suku Biak yang pulang dari perantauan cukup lama akan disambut dalam upaya Mansorandak sebagai wujud syukur karena orang yang disambut sudah bisa pulang ke kampung halaman.
Tradisi mansorandak dalam kebudayaan Biak merupakan biasanya dilakukan oleh warga yang mendiami daerah sekitar Teluk Doreri di Manokwari.