Renungan Harian Katolik Kamis 11 Agustus 2022,Bacaan Injil: Matius 18:21 - 19:1

10 Agustus 2022, 19:18 WIB
Yesus /Pixabay/

LABUAN BAJO TERKINI- Sobat Yesus, bagaimana Hari-hari kamu? Semoga semua dalam perlindungan dan Kasih Nya.

Berikut ini adalah Bacaan Injil suci dan Renungan Harian Katolik edisi Kamis 11 Agustus 2022.

Hari ini umat Katolik mengenang Peringatan Wajib Santa. Klara, Perawan.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik Hari ini Rabu 10 Agustus 2022, Berkorban untuk Kristus Melalui Sesama

Bacaan Injil ; Matius (18:21 - 19:1)

Sekali peristiwa datanglah Petrus kepada Yesus dan berkata, “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadapku? Sampai tujuh kalikah?”

Yesus menjawab, “Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Sebab hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

Setelah ia mulai mengadakan perhitungan, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi utangnya, raja lalu memerintahkan supaya ia beserta anak isteri dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya.

Maka bersujudlah hamba itu dan menyembah dia, katanya, “Sabarlah dahulu, segala utangku akan kulunasi.” Tergeraklah hati raja oleh belas kasih akan hamba itu sehingga hamba itu dibebaskannya, dan utangnya pun dihapusnya.

Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang seratus dinar kepadanya.

Kawan itu segera ditangkap dan dicekik, katanya, “Bayarlah utangmu!” Maka sujudlah kawan itu dan minta kepadanya, “Sabarlah dahulu, utangku itu akan kulunasi.”

Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya ke dalam penjara sampai semua utangnya ia lunasi. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih, lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.

Kemudian raja memerintahkan memanggil orang itu dan berkata kepadanya, “Hai hamba jahat! Seluruh utangmu telah kuhapuskan oleh karena engkau memohonnya. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?”

Maka marahlah tuannya dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunasi seluruh utangnya. Demikian pula Bapa-Ku di surga akan berbuat terhadapmu, jika kalian tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya berangkatlah Ia dari Galilea, dan tiba di daerah Yudea, di seberang Sungai Yordan.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik dan Bacaan Injil Rabu 10 Agustus 2022; Mengenang Semangat Kemartiran Santo Laurensius

Renungan


Saudara dan saudari di dalam Kristus, hari ini kita mendengar bagian yang sangat relevan dari Kitab Suci dan Injil.

Kita mendengar bagaimana orang-orang dalam perbudakan-perbudakan diberikan harapan baru, di mana kegelapan dan rantai yang mengikat mereka terbukti longgar, dan umat manusia memperoleh harapan baru di dalam Tuhan.

Dalam bacaan pertama, kita mendengar tentang panggilan Yehezkiel oleh Tuhan di tanah pembuangan, di Babel di mana beberapa orang telah dibawa ketika raja Nebukadnezar pertama kali menyerbu Yehuda dan Yerusalem.

Dia dipanggil dari antara kelompok orang Yehuda yang diasingkan, orang-orang yang diperbudak oleh perang dan penaklukan, dan orang-orang tanpa harapan di bawah belenggu Babel.

Namun, Tuhan membuat Yehezkiel menjadi hamba dan juru bicara-Nya bagi orang-orang di pengasingan dan generasi mendatang, memberi mereka harapan baru dalam hidup dan jaminan bahwa Tuhan ada di pihak mereka.

Tuhan adalah terang dan penuntun kita dalam kegelapan dunia ini. Memang ada banyak momen di mana kita bisa dengan mudah jatuh ke dalam keputusasaan, seperti ketika kita dianiaya atau dibenci karena sesuatu, apalagi karena iman kita.

Tetapi seperti yang Tuhan tunjukkan kepada Yehezkiel, bahwa segala sesuatu yang disusun melawan kita, semuanya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keagungan dan kuasa Allah kita yang tak terbatas dan agung.

Tuhan telah memberi kita Yesus, Putra-Nya sendiri untuk menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Dialah yang dapat kita percayai dan tempatkan diri kita.

Tidak ada pilihan lain bagi kita selain mengikuti Tuhan setiap kali kita tersesat di dunia ini. Kita harus mencari Tuhan dan menemukan Dia, dan bahkan dalam keputusasaan dan kesedihan terbesar, kita tidak boleh kehilangan harapan karena Kristus adalah harapan dan terang kita. ***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler