Arsyad bersama teman-temannya membangun pos sebagai pusat informasi terkait Komodo atau Rugu Pota. Wisatawan mendapat penjelasan dan melihat langsung Rugu Pota
Arsyad yang juga berperan sebagai tour guide itu menyampaikan terimakasih kepada BKSDA NTT yang telah mengusulkan namanya.
"Terimakasih khusus untuk BKSDA NTT yang telah mengusulkan nama saya, dan tak lupa kepada pemerintah Manggarai Timur dan juga dinas pariwisata yang telah mendukung dengan baik terkait pelestarian komodo atau Rugu Pota." ungkap Arsyad.
Secara terpisah Camat Sambi Rampas, Robertus Nardin yang dihubungi mengaku bangga dengan Arsyad yang peduli lingkungan hidup. konsep kelestarian komodo atau Rugu pada tahun 1990an orang menganggap Rugu itu adalah hama karena sering makan ternak peliharan.
"Seiring berjalan waktu Arsyad memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat sekitarnya sehingga perlahan komodo mulai dijaga dan diperhatikan bersama sebagai binatang yang dilindungi," kata Robertus.
Dia berharap semakin banyak warga yang peduli dengan lingkungan hidup terutama Rugu Pota.
Untuk diketahui, keberadaan Komodo di Pota Kabupaten Manggarai Timur telah lama menjadi perhatian khusus pemerintah.
Hasil penelitian dari Komodo Survival Program (KSP), Komodo atau Rugu Pota memiliki kesamaan dengan Komodo di Taman Nasional Komodo.***