Ia berharap dengan pembatasan kunjungan wisatawan akan diarahkan ke Kampung Komodo atau Desa Komodo dan membawa dampak positif bagi masyarakatnya.
Pembatasan kunjungan itu bisa dilakukan melalui penggunaan aplikasi INISA, yang merupakan salah satu contoh program digitalisasi management yang diaplikasikan dalam mengontrol kualitas standar pelayanan jasa wisata.
Sehingga tujuan konservasi di Kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya Pulau Padar dan Pulau Komodo mampu terwujud.
"Sedari awal kita sudah siapkan sistem Wildlife Komodo dalam aplikasi INISA. Sistem ini berfungsi untuk mengatur berapa jumlah maksimal kunjungan wisatawan di Pulau Komodo maupun Padar, sehingga tidak akan ada over kunjungan yang bisa menyebabkan habitat Komodo terganggu, atau bahkan ada yang menyebut wisatawan terlantar," ujar Abner.
Penggunaan sistem Wildlife Komodo dalam aplikasi INISA kata dia, selain bertujuan untuk membatasi jumlah kunjungan wisatawan demi tujuan konservasi juga berfungsi untuk mendata jumlah calon wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Nasional Komodo sehingga kualitas pelayanan jasa wisata bisa secara maksimal diberikan bagi para wisatawan.
"Kalau setiap bookingan itu bisa terdata di sistem Wildlife Komodo maka kita akan tau apakah jumlah calon pengunjung sudah memenuhi kuota atau belum dan juga positifnya, jika kuota sudah penuh maka sistem bookingan akan otomatis tertutup dan mekanisme selanjutnya adalah menyiapkan SDM - SDM yang nantinya akan bertugas melayani para wisatawan sesuai dengan jadwal yang memang telah dipilih saat mendaftar," katanya.