LABUAN BAJO TERKINI- Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan rumah bagi banyak suku, agama dan budaya. Tak hanya itu, NTT juga dikenal dengan beragam hal yang membuat daerah dengan julukan bumi Flobamora itu menjadi sorotan dunia.
Dengan diiringi musik khas, tarian satu ini selalu menjadi penyemarak suasana dalam upacara adat masyarakat setempat maupun saat pesta.
Kini tarian Ja'i telah menjadi kekhasan sendiri masyarakat NTT.
4. Ritus Pasola di Sumba
Pasola adalah upacara ritual masyarakat yang menganut kepercayaan Marapu di Sumba bagian barat untuk merayakan musim tanam padi. Pasola merupakan bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah.
Upacara ini biasanya diselenggarakan dalam bulan Februari di daerah Lamboya dan Kodi, dan pada bulan Maret di daerah Gaura dan Wanukaka.
Perayaan puncak mulai 6-8 hari setelah bulan purnama. Saat itulah pantai bagian selatan menjadi tempat munculnya milyaran cacing nyale yang kecil-kecil. Pemandangan seperti ini menjadi tanda musim pasola dimulai.
5. Aksara Lota
Tidak banyak yang mengetahui apabila di kawasan Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Ende, Pulau Flores memiliki aksara asli daerah tersebut yang disebut dengan Lota.
Adapun pengguna terbesar aksara Lota di masa lalu yaitu masyarakat etnis Ende yang beragama Islam. Aksara Lota merupakan turunan langsung dari aksara Bugis. Sejarah mencatat, aksara Lota masuk ke Ende sekitar abad ke-16, semasa Pemerintahan Raja Goa XIV, I Mangngarangi Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin (1593-1639).
Kata Lota berasal dari kata lontar. Terdapat 8 aksara Lota Ende yang tidak ada dalam aksara Bugis, yaitu bha, dha, fa, gha, mba, nda, ngga dan rha. Sebaliknya ada 6 aksara Bugis yang tidak terdapat dalam aksara Lota Ende, yaitu ca, ngka, mpa, nra, nyca dan nya.
6. Se'i
Pengasapan adalah salah satu teknik yang telah dilakukan oleh nenek moyang masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mempertahankan kualitas daging sapi.
Se’i adalah salah satu hasil olahan daging sapi dengan cara pengasapan yang merupakan hasil olahan khas dari salah satu kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur, yaitu kabupaten Rote Ndao. Se’i berasal dari bahasa daerah Rote, artinya daging yang disayat dalam ukuran kecil memanjang, lalu diasapi dengan bara api sampai matang.
Se’i adalah makanan khas suku Rote yang kemudian merambah selera masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Produk daging se’i memiliki keunikan dan spesifikasi. Baik aroma, warnanya yang merah, maupun tekstur yang empuk dan rasanya yang lezat.
Itulah 6 kekhasan di Program Nusa Tenggara Timur yang bisa dipastikan tidak ada di tempat lain. ***