Dari nilai tersebut, kredit yang disalurkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT tercatat sebesar Rp1,29 triliun atau dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rp0,04 triliun.
Adapun pertumbuhan kredit tersebut didominasi kredit modal kerja sebesar 15,22 persen yang utamanya terkonsentrasi pada sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 76,65 persen.
OJK memprediksi pertumbuhan kredit secara nasional di 2023 berkisar antara 10-12 persen, sehingga pihak perbankan termasuk di NTT harus lebih optimistis dalam membuat rencana kerja.
Namun demikian, kata dia, berdasarkan rencana kerja 2023 dari BPD maupun BPR di NTT belum menunjukkan optimisme dengan proyeksi pertumbuhan kredit sekitar 7-8 persen atau relatif lebih rendah dari nasional dan masih tetap berfokus di konsumtif.
Ia menambahkan, berbagi sektor potensial di NTT yang dapat menjadi sasaran penyaluran kredit seperti pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, kuliner, dan sebagainya.