Nama-Nama Bulan Berdasarkan Kebiasaan Para Leluhur Warga Kampung Renden di Manggarai Timur

- 10 Juli 2023, 22:39 WIB
Para tokoh adat kampung Renden, Elar Selatan saat
Para tokoh adat kampung Renden, Elar Selatan saat /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI- Terdapat banyak keragaman nama suatu periode waktu di berbagai belahan dunia yang ada saat ini. Meski demikian, yang formal digunakan oleh masyarakat dunia sekarang mengacu pada kalender Masehi.

Seperti diketahui, pada kalender Masehi terdapat 12 bulan dari Bulan Januari diawal tahun hingga Desember sebagai bulan terakhir. Penamaan bulan pada kalender yang bukan kalender Masehi tentu berbeda-beda.

Yang cukup populer kita kenal mungkin hanya sebagian, seperti kalender China dengan Imlek sebagai tahun baru, atau kalender Hijriyah pada tradisi umat muslim seluruh dunia.

Baca Juga: Membangun 'Mbaru Gendang' Untuk Kelestarian Budaya

Penamaan bulan pada kalender tahunan juga ternyata ada pada kebiasaan leluhur salah satu kampung di Kabupaten Manggarai Timur, NTT ini.

Kampung tersebut adalah kampung Renden, Desa Paan Waru, Kecamatan Elar Selatan. Di kampung tersebut pada masa lalu, ternyata memiliki kebiasaan tersendiri untuk penamaan bulan dalam satu tahun.

Penuturan para tokoh di kampung itu menjelaskan, penamaan bulan oleh para leluhur mereka di masa lalu erat kaitannya dengan musim serta kondisi hidup yang mereka alami.

Hasil penuturan dari tu'a adat tiga suku besar di Renden (Kese, Lebok Besi, dan Teren) juga menjelaskan, jumlah bulan dalam setahun tidak sama dengan yang terdapat pada kalender Masehi yakni 12 bulan.

Berikut adalah nama-nama bulan dalam tradisi leluhur orang kampung Renden, Desa Paan Waru, Kecamatan Elar Selatan, Manggarai Timur, NTT.

1. Workowos
Bulan pertama dalam tahun bagi para leluhur orang Renden diberi nama Workowos. Pada bulan ini, ditandai dengan musim hujan berkepanjangan atau dureng.

2. Ndajur Walu
Pada bulan kedua ini ditandai dengan kelaparan yang mulai melanda karena stok pangan yang mulai menipis.

3. Walu Bela
Jika bulan kedua adalah penanda stok makanan menipis, maka di bulan ketiga ini memasuki situasi kelaparan ekstrim karena kesusahan stok pangan. Pada bulan ini juga jagung di ladang sudah mulai ditanam.

Baca Juga: 'Cengka Gerak' Senandung Rindu untuk PLN dari Elar Selatan

4. Walu Bos
Pada bulan keempat atau Walu Bos, jagung di ladang sudah mulai berisi.

5. Rason
Selanjutnya pada bulan kelima yang disebut Rason,  jagung di ladang sudah siap di panen, kelaparan yang melanda akan kembali sirna.

6. Ndeze
Bulan keenam atau Ndeze ditandai dengan menguning nya dedaunan pada pepohonan baik di sekitar kampung.

7. Ndeze Namut
Pada bulan ini, dedaunan yang tadinya menguning mulai berguguran. Pada bulan ini sama dengan suasana musim gugur.

8. Samur
Pada bulan kedelapan atau bulan terakhir dalam kalender leluhur orang Renden dinamai Samur. Pada bulan Samur ini, warga kampung sudah mulai melakukan pembersihan lahan.

Selain membersihkan lahan, ada kegiatan lain yang dilakukan yakni berburu binatang liar seperti babi hutan, tikus, dan lain-lain.

Baca Juga: Gendang dari Kulit Manusia ini Hanya Ada di Flores dan Masih Tersimpan Rapi, Begini Sejarahnya

Itulah Nama-nama bulan pada kalender para leluhur orang Renden zaman dulu berdasarkan penuturan para tokoh adat di kampung tersebut.

Narasumber: Perwakilan Suku Kese, Suku Teren, dan Suku Lebok Besi di Kampung Renden. ***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah