Apakah Kremasi Dibenarkan Dalam Ajaran Katolik? Simak Penjelasannya

6 Agustus 2022, 06:06 WIB
Kremasi dalam ajaran Katolik /Labuan Bajo Terkini/Pixabay

LABUAN BAJO TERKINI- Aktivitas kremasi atau pembakaran dan pengabuan jenazah ternyata telah ada sejak dahulu seperti dilakukan oleh bangsa Yunani kuno dan Romawi.

Lalu bagaimana pandangan dan ajaran mengenai kremasi menurut katolik ini sendiri terkait Kremasi? Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Baca Juga: Renungan Harian Katolik dan Bacaan Injil Sabtu 6 Agustus 2022

Kebangkitan tubuh orang yang telah meninggal

Pandangan kremasi menurut Katolik yakni bagaimana tubuh akan tetap dibangkitkan ketika Tuhan datang yang kedua kalinya ke atas dunia ini.

Terdapat beberapa budaya yang telah diwariskan dan dipelihara secara turun termurun salah satu di dalamnya adalah tindakan kremasi atau pengabuan orang yang telah meninggal.

Di dalam budaya ini juga terdapat bebeapa tata cara atau aturan yang harus diikuti. Seiring berjalannya waktu tujuan dari kremasi ini menjadi semakin berkembang akibat tujuan yang dapat diberikan dari tindakan kremasi ini seperti lebih higenis pada jenazah yang memiliki penyakit menular atau lebih praktis pada tubuh korban akibat kecelakaan.

Namun bagi beberapa orang juga lebih memilih untuk menguburkan tubuh orang yang telah meninggal dengan beberapa alasan di baliknya seperti bagaimana mungkin tubuh akan dibangkitkan kembali jika tubuh aslinya yang telah mati sudah tidak berbentuk.

Simak ayat dalam kitab 1 Korintus 15 : 44-45 mengatakan “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkirkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh almiah maka ada pula tubuh rohaniah.

Seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama. Adam menjadi mahluk yang hidup’, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan” ini merupakan janji Tuhan bagi orang percaya.

Tubuh manusia yang saat ini dimiliki bukanlah tubuh yang bekenan di hadapan Tuhan karena telah jatuh ke dalam dosa sehingga dosa lah yang telah membuat tubuh manusia menjadi fana dan cacat.

Ketika kebangkitan Tuhan tidak lagi akan menggunakan tubuh manusia yang penuh dengan dosa ini melainkan tubuh rohaniahlah yang akan dibangkitkanNya.

Daging yang dimiliki manusia yang hidup atau yang telah mati dapat terkikis dan terluka oleh hal lainnya akan tetapi tubuh rohaniah adalah tubuh yang berasal dari Tuhan dan dapat memancarkan Tuhan itu sendiri.

Baca Juga: Sekali Seumur Hidup, Ini 5 Tujuan Sakramen Perkawinan Katolik

Menghormati Tubuh yang telah meninggal

 

Kremasi menurut Katolik selanjutnya adalah bahwa anggota keluarga yang melakukan kremasi atau pengabuan harus tetap menghormati tubuh atau abu tersebut sebagai keberadaan orang yang telah tiada itu.

Ketika manusia hidup, orang itu sejak semula telah memiliki bentuk dan rupa sebagai manusia sehingga ketika orang itu meninggal ada baiknya jika tubuhnya sebagai manusia juga masih tetap sama.

Pekara kremasi ini dalam golongan masyarakat tertentu pastinya menimbulkan pro dan kontra nya tersendiri.

Jika keluarga memustuskan untuk melakukan kremasi terhadap tubuh orang yang telah meninggal dan setelahnya melupakan keberadaan abunya tentunya hal ini dapat dianggap sebagai tindakan yang salah karena tidak menghormatinya.

Jika ingin melakukan kremasi ada baiknya jika setelahnya tetap menghormati abu dari jenazah tersebut. Namun hal ini berbeda jika tindakan kremasi adalah sebuah keputusan yang terbaik yang dapat dilakukan pada tubuh yang telah meninggal tersebut dengan tujuan-tujuan tertentu misalnya seperti keinginan dari orang itu sendiri.

Baca Juga: Jangan Sampai Sesat, 3 Tujuan Kesaksian Yehuwa Yang Wajib Dihindari Umat Kristen

Peraturan Baru Untuk Tidak Melakukan Kremasi Bagi Umat Katolik

Vatikan seperti yang diketahui merupakan Negara dimana terdapatnya umat Katolik sehingga tentunya peraturan yang diberlakukan yang berasal dari Vatikan juga dapat mempengaruhi umat katolik lainnya.

Vatikan diketahui mengeluarkan sebuah aturan baru bagi umat Katolik melarang untuk menyimpan abu dari sisa pembakaran tubuh jenazah atau dengan kata lain abu kremasi, tidak hanya itu juga terdapat larangan untuk menaburkan abu ditempat tertentu, membagi-bagiakn abu kepada anggota keluarga ataupun mengubahnya menjadi cenderamata.

Alasan dari larangan ini adalah menurut Vatikan ada baiknya jika menaruh abu pembakaran tersebut di tempat yang layak atau suci seperti kuburan yang sesuai dengan petunjuk Gereja Katolik.

Sebenarnya jika kita meneliti perkara ini, perihal abu yang ditaruh di rumah, ditaburkan atau dijadikan cenderamata dapat dimanfaatkan oleh si jahat agar manuia berbuat dosa seperti yakni dijadikan sebagai objek berhala manusia.

Mengingat atau menghormati orang yang telah meninggal memang hal yang wajar namun apabila hal ini dilakukan diluar dari batas tentunya akan mengundang perbuatan dosa.

Pelayanan haruslah dilakukan atas dasar kasih yang telah kita terima dari Tuhan dan atas kesadaran dan rasa takut akan hadiratNya sehingga hidup ini boleh menjadi sebuah

penyembahan yang benar menurut Alkitab. Penyaliban Yesus mendatangkan harapan yang tidak dapat direngut oleh mahluk hidup lainnya karena apa yang telah diberikan oleh Tuhan tidak dapat direnggut kembali.***

Editor: Silvester Yunani

Sumber: tuhanyesus.org

Tags

Terkini

Terpopuler