7 September Dalam Sejarah: Pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib, Dalang Pembunuhan Masih Menyisakan Tanya

- 7 September 2023, 20:26 WIB
7 September Dalam Sejarah: Pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib, Dalang Pembunuhan Masih Menyisakan Tanya
7 September Dalam Sejarah: Pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib, Dalang Pembunuhan Masih Menyisakan Tanya /Instagram.com/@parlemen.mahasiswa

LABUAN BAJO TERKINI- Munir Said Thalib alias Munir merupakan aktivis HAM yang tewas dalam di pesawat saat terbang ke Amsterdam.

Munir merupakan aktivis HAM yang tewas diracun di udara dalam penerbangannya bersama Garuda Indonesia pada tanggal 7 September 2024 silam.

Munir meregang nyawa usai menenggak minuman yang telah dicampurkan dengan racun. Ia meninggal di usia sangat muda, 38 tahun.

Baca Juga: Jaga Kelestarian Komodo di Manggarai Timur, Arsyad Raih Kalpataru dari KLHK

Dalam peristiwa tersebut, Ia menumpangi pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-974 menuju Amsterdam, Belanda.

Berita tentang kematian Munir pada saat itu menyita perhatian dunia. Sayangnya, hampir dua dekade motif dan dalangnya pembunuhan belum terungkap.

Motif pembunuhan Munir diduga karena Ia memegang sejumlah informasi penting terkait praktik pelanggaran HAM berat di Indonesia.

Selain itu, Munir melakukan kampanye hitam pemilu 2004 ke Belanda. Ia terkenal sebagai seorang aktivis yang konsisten memperjuangkan HAM.

Ia adalah sosok yang berani bersuara dan lantang menentang praktek penindasan oleh penguasa.

Tuntutan dan desakan sejumlah elemen, negara belum sepenuhnya menuntaskan kasus pembunuhan Munir.

Pengadilan yang digelar belum mampu menyingkap awan tebal yang menyelimuti kasus ini.

Proses hukum kasus pembunuhan Munir sebelumya telah memvonis Pollycarpus Budihari Prijanto sebagai pilot pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi aktivis HAM itu.

Pollycarpus Budihari divonis penjara 14 tahun dengan tuduhan karena menjadi fasilitator pembunuhan Munir.

Namun sang pilot tersebut tidak menjalani hukuman sepenuhnya setelah mendapat keringanan hukuman bebas bersyarat.

Baca Juga: Unggahan Lesti Kejora Bikin Heboh Netizen, Ternyata karena Tak Sabar Sambut Sesi Perdana Shopee

Pollycarpus keluar dari Lapas Sukamiskin, Jawa Barat, pada Sabtu 29 November 2014.

Selain pilot Garuda, salah satu terdakwa dalam kasus pembunuhan Munir yaitu Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandjono juga bebas murni pada 31 Desember 2008.

Jenderal (Purn) Muchdi dinyatakan bebas murni dari segala dakwaan oleh majelis hakim PN Jaksel.

Sampai saat ini, sebuah pertanyaan terus berdengung di benak publik, siapa otak dibalik pembunuhan Munir.

Desakan agar pemerintah segera ungkap fakta pembunuhan Munir terus dilakukan.

Istri Munir, Suciwati juga bahkan terus bersuara menuntut keadilan kepada negara.

Pemerintahan presiden SBY pernah membuat Tim Pencari Fakta (TPF) kasus kematian Munir.

Namun sebuah kabar terendus, dokumen pencari fakta atas kasus Munir dikabarkan hilang.

Lalu, siapa yang bertanggung jawab atas kematian Munir masih teka-teki.

Terhitung 19 tahun sudah lamanya sejak peristiwa tersebut, hingga saat ini, dalang pembunuhan Munir belum terungkap.

Para pegiat HAM tidak henti menyuarakan tuntutan keadilan bagi almarhum Munir serta keluarganya.

Siapa pelaku pembunuhan aktivis pejuang HAM itu hingga kini masih menjadi misteri.

Munir merupakan seorang pria keturunan Arab Indonesia. Ia lahir bertepatan dengan terjadinya tragedi 1965.

Kematian Munir pada peristiwa 7 September 19 tahun silam itu meninggalkan seorang sang istri, Suciwati.

Ia juga meninggalkan dua orang anaknya yaitu Diva Suukyi Larasathi dan Soeltan Alif Allende.

Semasa hidupnya, Munir sangat aktif pada dua lembaga advokasi HAM yaitu KontraS dan Imparsial.

Munir mengemban menjabat terakhirnya sebagai Direktur Eksekutif Pemantau HAM Indonesia di Imparsial.

Selepas kepergian Munir, sejumlah pegiat HAM Indonesia terus berupaya mencari keadilan lewat berbagai cara.

Baca Juga: TERKUAK! Bjorka Bongkar Sosok Pelaku Pembunuh Munir, Pernah Jadi Danjen Kopassus

Film dokumenter mengenang tahun-tahun kepergian Munir dibuat dan diputarkan.

Beberapa judul film itu diantaranya yaitu Bunga Dibakar, karya Ratrikala Bhre Aditya.

Film berjudul Garuda's Deadly Upgrade yang merupakan hasil karya kolaborasi Dateline (SBS TV Australia) dan Off Stream Productions

Selain itu, ada juga film berjudul His Story, yang diputarkan terakhir kali pada tahun 2006 di Tugu Proklamasi.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah