Munir merupakan seorang pria keturunan Arab Indonesia. Ia lahir bertepatan dengan terjadinya tragedi 1965.
Kematian Munir pada peristiwa 7 September 19 tahun silam itu meninggalkan seorang sang istri, Suciwati.
Ia juga meninggalkan dua orang anaknya yaitu Diva Suukyi Larasathi dan Soeltan Alif Allende.
Semasa hidupnya, Munir sangat aktif pada dua lembaga advokasi HAM yaitu KontraS dan Imparsial.
Munir mengemban menjabat terakhirnya sebagai Direktur Eksekutif Pemantau HAM Indonesia di Imparsial.
Selepas kepergian Munir, sejumlah pegiat HAM Indonesia terus berupaya mencari keadilan lewat berbagai cara.
Baca Juga: TERKUAK! Bjorka Bongkar Sosok Pelaku Pembunuh Munir, Pernah Jadi Danjen Kopassus
Film dokumenter mengenang tahun-tahun kepergian Munir dibuat dan diputarkan.
Beberapa judul film itu diantaranya yaitu Bunga Dibakar, karya Ratrikala Bhre Aditya.
Film berjudul Garuda's Deadly Upgrade yang merupakan hasil karya kolaborasi Dateline (SBS TV Australia) dan Off Stream Productions