Memburu Efek Ekor Jas

- 21 Februari 2023, 17:37 WIB
Jefrin Haryanto
Jefrin Haryanto /Dok. Pribadi

Kisah sukses di atas kemudian menginspirasi partai-partai politik untuk berebut efek ekor jas menjelang Pemilu 2024. NasDem pagi-pagi sudah mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden.

NasDem sadar betul dengan menjual nama Anies Baswedan NasDem akan mendapat insentif elektoral. Minimal perolehan suara mereka tidak menurun dibanding pemilu sebelumnya.

Tak hanya itu, kerja politik mengais efek ekor jas juga terlihat ketika partai-partai yang diajak NasDem yakni Demokrat dan PKS, ngotot juga mengajukan kadernya sebagai wakil presiden.

Baca Juga: Gubernur VBL Putuskan Untuk Tidak Maju Lagi, 8 Nama ini Layak Jadi Pengganti, Ada Jenderal Aktif

Di Indonesia, lantaran pileg dan pilpres digelar serentak, dampak dari efek ekor jas diperkirakan akan kuat. Dengan digelar secara berbarengan, maka masyarakat yang memilih capres secara linear akan memilih partai yang paling identik dengan pengusung capres tersebut. Pemilu serentak meniscayakan adanya hubungan kausalitas atau efek ekor jas.

Tentu dalam konteks Indonesia dengan sistem multipartai, tidak ada jaminan bahwa partai pendukung capres akan mendapatkan insentif elektoral atau menikmati efek ekor jas. Perpecahan suara (split vote) antara pemilih yang memilih capres/cawapres dengan memilih partai bisa saja terjadi.

Pengalaman membuktikan bahwa partai yang tidak benar-benar menjadi pengusung utama, biasanya akan makan angin. Sebagai contoh, saat Pemilu 2009 partai-partai politik berbondong-bondong mendukung SBY. Namun, anehnya hampir seluruh parpol yang mendukung SBY justru mengalami penurunan suara. PKS hilang satu juta suara, PKB turun 29 kursi, dan PPP turun 20 kursi. Ternyata, efek ekor jas hanya berdampak pada Partai Demokrat.

Indikasi sama juga terjadi pada Pemilu 2019. Partai-partai  yang mendukung pencapresan Jokowi, dalam sejumlah survei ternyata tidak mendapatkan insentif elektoral. Sebut saja Partai Golkar yang tren elektabilitasnya justru menurun, dan NasDem yang cenderung stangnan. Partai yang berhasil menikmati efek ekor jas hanyalah PDIP.

Jadi efek ekor jasnya terdistribusi dan tidak merata. Partai yang paling banyak mendapat keuntungan adalah partai yang paling mudah diasosiasikan publik dengan tokoh yang diusung.

Baca Juga: Kampanyekan Sosok Ganjar Pranowo, Srikandi Ganjar NTT Gelar Stand Up Comedy Bersama Anak Muda di Kota Kupang

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x