Polemik Panjang Proyek Geothermal Wae Sano, Bank Dunia Inginkan Kedua Kubu Duduk Bersama

- 16 Desember 2022, 10:24 WIB
Perwakilan Bank Dunia yang menghadiri dialog dengan warga Wae Sano, 13 Desember 2022, yakni Muchsin Chasani, Satoshi Ishihara, Anye, dan Lestari Boediono.
Perwakilan Bank Dunia yang menghadiri dialog dengan warga Wae Sano, 13 Desember 2022, yakni Muchsin Chasani, Satoshi Ishihara, Anye, dan Lestari Boediono. /Labuan Bajo Terkini/San Edison

LABUAN BAJO TERKINI - Perwakilan Bank Dunia kembali bertandang ke Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 13 Desember 2022. Mereka adalah Satoshi Ishihara, Lestari Boediono, Muchsin Chasani, dan Anye.

Ini kunjungan kedua tim Bank Dunia, terkait polemik panjang proyek geothermal Wae Sano. Sebelumnya, kunjungan tim Bank Dunia dilakukan pada 9 Mei 2022 lalu.

Sebagaimana kunjungan terdahulu, kali ini tim Bank Dunia kembali berdialog dengan warga setempat. Pagi hari berdialog dengan warga yang belum menerima kehadiran proyek geothermal Wae Sano. Adapun sore harinya, berdialog dengan kubu pendukung.

Hasilnya? Tak ada yang berubah. Sikap warga masih sama. Mayoritas mendukung, dan sisanya masih konsisten menolak kehadiran proyek panas bumi ini.

Baca Juga: Warga Wae Sano Penuhi Undangan Pemerintah Hadiri Dialog dengan Perwakilan Bank Dunia

Merespons situasi ini, perwakilan Bank Dunia yang hadir dalam dua sesi dialog tersebut menghendaki kedua kubu, baik yang mendukung maupun menolak proyek geothermal Wae Sano, untuk duduk bersama.

Menurut perwakilan Bank Dunia, Satoshi Ishihara, salah satu ciri adanya dukungan masyarakat dalam sebuah proyek (yang dibiayai Bank Dunia) adalah mayoritas masyarakat memberikan dukungan. Hanya saja, tetap ada catatannya.

"Kalau lumayan banyak yang mendukung, itu juga ciri bahwa dukungan masyarakat itu ada. Tetapi ada catatannya, di mana Bank Dunia ingin sekali melihat mereka yang menerima dan menolak bisa duduk bersama dan bicara satu dengan yang lain," ucapnya.

"Berbeda itu tidak apa-apa. Tapi apakah bisa keduanya duduk bersama dan diskusi? Bahwa semua tidak sepakat, tetapi bagaimana mendamaikan atau mengkompromikan itu," lanjut Satoshi Ishihara.

Halaman:

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x