Network
LABUAN BAJO TERKINI - Dinamika politik di Papua akhir - akhir ini terus menghangat. Hal ini ternyata mendapat perhatian khusus dari Mohammad Guntur Soekarnoputra.
Putra pertama dari Presiden Soekarno dan Fatmawati itu memang selama ini lebih banyak diam dalam mencermati berbagai situasi yang berkembang di Tanah Air.
Namun soal Papua, Guntur Soekarnoputra merasa terpanggil untuk ikut bersuara. Hal itu sebagaimana terekam ketika di Golden Ball Room - Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu 26 Maret 2022, Guntur Soekarnoputra duduk satu meja dengan beberapa tokoh saat menghadiri pelantikan pengurus baru Persatuan Alumni (PA) GMNI.
Baca Juga: Jimly Asshiddiqie: Perlu Kajian Indonesia Terapkan Dwi Kewarganegaraan
Beberapa tokoh yang duduk bersama Guntur Soekarnoputra diantaranya adalah Siswono Yudo Husodo yang pernah menjadi Calon Wakil Presiden Indonesia pada Pemilu 2004, pengurus teras PA GMNI Riad Oscar Chalik, Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim, dan lainnya.
Dalam dialog kecil tersebut, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Labuan Bajo Terkini, Minggu 27 Maret 2021, Guntur Soekarnoputra mengatakan bahwa kunci penyelesaian dinamika di Papua adalah 'dialog hati'.
Menurut dia, pendekatan ini yang dulu menjadi senjata pamungkas Bung Karno tak kala menyelesaikan proses integrasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Pengadaan Barang dan Jasa Berkontribusi Tingkatkan Transaksi Pembelian Produk Lokal
"Kita tidak boleh surut dan patah semangat untuk membangun dialog yang terus menerus dengan saudara-saudara kita yang ada di Papua," kata Guntur Soekarnoputra, yang akrab disapa Mas Tok.
Suara Guntur Soekarnoputra ini disambut positif para tokoh saat diskusi kecil ini, termasuk Hermawi Taslim yang juga Ketua Forkoma PMKRI (Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia).
