Majelis Masyarakat Adat Dayak Nasional Ajak Masyarakat Bersikap Arif Merespon Pernyataan Edy Mulyadi

- 25 Januari 2022, 19:42 WIB
Agustin Teras Narang
Agustin Teras Narang /Dok. MADN

LABUAN BAJO TERKINI- Gelombang protes masyarakat Kalimantan, khususnya Masyarakat Adat Dayak, terhadap pernyataan Edy Mulyadi yang dinilai merendahkan hutan Kalimantan serta masyarakatnya makin meluas.


Menyikapi hal ini, Ketua Majelis Pertimbangan Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN), Agustin Teras Narang menghimbau masyarakat Kalimantan khususnya masyarakat suku Dayak untuk bersikap Arif.

'Sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum, kita perlu menjaga situasi kondusif dan menghormati proses hukum yang berlaku. Begitu pun kita berharap agar penegak hukum menindaklanjuti laporan masyarakat sesuai prosedur yang berlaku, menuntaskan penyelidikan dan penyidikan, hingga proses selanjutnya menurut ketentuan hukum yang berlaku, "kata Teras Narang melalui siaran Pers yang diterima Labuan Bajo Terkini, Selasa, 25 Januari 2022.


Menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah dua periode itu, dalam konteks adat, proses peradilan adat akan ditentukan lebih lanjut nantinya oleh MADN. Proses ini adalah bagian dari kearifan lokal masyarakat adat dayak yang terpisah dari proses hukum positif.

Baca Juga: 4 Kementerian ini Akan Pindah dari Jakarta ke Nusantara Tahun 2024

"Saya berharap, seluruh pihak bersikap arif dalam menyampaikan pernyataan sentimentil, meski memiliki perbedaan kepentingan politik. Momen ini juga mesti jadi pembelajaran bagi semua pihak, untuk tidak menganggap sepele kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam. Terlebih bagi masyarakat adat Dayak yang sudah dari dulu banyak tinggal, membangun peradaban, serta memelihara kehidupan harmonis dengan alam di hutan, "pintanya.

Lebih jauh Agustin yang kini menjadi Anggota DPD RI menjelaskan, hutan bukan melulu tempat tinggal bagi flora dan fauna. Hutan adalah jantung kehidupan manusia sejak dari dulu, hingga detik ini. Kekayaan sumber daya alam hutan Kalimantan, tak hanya menghidupi masyarakat adat Dayak, tapi juga menggerakkan pembangunan negara ini bahkan dunia.

Kekayaan alam batubara hingga migas dari hutan Kalimantan telah menggerakkan perekonomian, sekaligus berkontribusi pada tersedianya oksigen bagi kehidupan planet bumi. Maka tak heran Kalimantan juga disebut sebagai paru-paru dunia.

Baca Juga: Mendagri: Pemerintahan Bersih, PAD Pasti Meningkat

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x