LABUAN BAJO TERKINI - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah mengubah tren berwisata di dunia. Yang paling menyolok adalah durasi waktu tinggal wisatawan di satu tempat, yang jauh lebih lama.
Perubahan tren berwisata ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Republik Indonesia, Nia Niscaya, dalam webinar, Kamis 25 November 2021.
Menurut Nia Niscaya, frekuensi orang untuk bepergian memang mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
Baca Juga: Perkuat Literasi Bencana, BNPB Putar Sandiwara 'Bunga-Bunga Cinta' di 78 Radio Lokal
Namun, hal ini ternyata berpengaruh pada tren berwisata di masa pandemi, di mana durasi waktu untuk tinggal di suatu tempat wisata menjadi lebih lama. Bahkan bisa lebih dari satu minggu.
"Sekarang frekuensi bepergian jarang, tapi tinggalnya lebih lama kayak bisa lebih dari seminggu," jelas Nia Niscaya, seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Ironi Ketang di Manggarai: Dulu Sentra Produksi Jeruk, Kini Malah Menjual Jeruk dari Bajawa
Tren lainnya, kata dia, mereka yang biasa bepergian tak lagi memberikan perhatian lebih terkait harga tiket. Transportasi dengan penerapan protokol standar kesehatan yang baik, akan menjadi pilihan utama.
"Kalau dulu kan harga (tiket) yang jadi perhatian pertama. Sekarang protokol kesehatannya," ujar Nia Niscaya.
Baca Juga: Diskusi Publik di Unika St Paulus Ruteng, Bonggas Adhi Chandra: Mahasiswa Harus Melek Politik