Bonggas Adhi Chandra lalu mengupas beberapa alasan pentingnya mahasiswa khususnya dan orang muda umumnya melek politik.
Pertama, adanya isu bonus demografi, di mana dengan munculnya banyak angkatan produktif akan memberi keuntungan bagi perkembangan bangsa.
Menurut lulusan Magister (S2) Uppsala University, Swedia, ini, salah satu sektor yang potensial dalam membangun bangsa adalah keterlibatan dalam sektor sosial politik. Dalam hal ini, bagaimana membangun peradaban politik yang dapat membawa kesejahteraan banyak orang (bonum commune).
Baca Juga: Politician Academy Perkuat Literasi Politik untuk Mencetak Pemimpin Berkualitas
Kedua, politik tidak bisa dihindari. Politik, menurut Bonggas Adhi Chandra, ada dimana-mana, baik dunia kerja, bisnis, lingkungan rumah, keluarga, bahkan cukup menentukan saat mengambil keputusan strategis.
Ketiga, sejarah Indonesia adalah sejarah pergerakan anak muda. Ini dibuktikan dengan perjuangan bangsa dimotori oleh orang muda sejak generasi 1908, generasi 1928, generasi 1945, generasi 1966 dan generasi 1998 (reformasi).
Keempat, adanya trend kepemimpinan orang muda di dunia dan beberapa wilayah di Indonesia.
Baca Juga: PAN Manggarai Barat Targetkan Usung Kader Pada Pilkada 2024
Kelima, keterwakilan anak muda di parlemen dan eksekutif masih rendah dan perlu ditingkatkan.
"Jadi, sudah saatnya parlemen dan eksekutif diisi oleh generasi muda, dan harus diputus lingkaran di mana generasi muda hanya dijadikan sebagai obyek politik," tandas Bonggas Adhi Chandra,