Idap Hidrosefalus Sejak Lahir, Bocah 1 Tahun di Borong Manggarai Timur Butuh Bantuan untuk Berobat

- 25 April 2024, 14:32 WIB
Idap Hidrosefalus Sejak Lahir, Bocah 1 Tahun di Borong Manggarai Timur Butuh Bantuan untuk Berobat
Idap Hidrosefalus Sejak Lahir, Bocah 1 Tahun di Borong Manggarai Timur Butuh Bantuan untuk Berobat /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI - Apriani Eletrin Jeria, bocah mungil berusia 1 tahun 2 hari, asal Kembur, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, menderita hidrosefalus sejak lahir.

Di usianya yang sudah setahun 2 hari itu, sebenarnya ia sudah bisa duduk bahkan merangkak seperti anak-anak lainnya. Namun, karena kepalanya terus membesar, Apriani hanya bisa terbaring. 

Ia tak bisa duduk apalagi merangkak. Supaya bisa duduk, bapa dan mama serta kakanya mesti menopang dia dari belakang.

Baca Juga: YBM PLN UIP Nusra Salurkan 725 Paket Santunan untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin

Sang ibunda, Helena Yastina Amus (35),  bercerita, anak bungsu mereka itu memang menderita hidrosefalus sejak lahir pada 18 April 2023 lalu. Namun, kala itu kepalanya tidak terlalu besar seperti sekarang ini.

"Kecil saja pas lahir. Makin hari, tambah besar seperti ini. Jadinya dia ini tidak bisa duduk apalagi mau merangkak karena berat kepalanya," tutur Helena dengan nada terbata-bata, di kediaman mereka, Senin pagi.

Ia mengaku, selama mengandung sang anak, dirinya dan sang suami pernah pergi USG di dokter. Saat itu, hasil pemeriksaan dokter memang menyatakan janin itu ada cairan di kepalanya.

Pas lahiran di Ruteng, lanjut dia, apa yang disampaikan dokter itu benar. Sang putri mereka menderita hidrosefalus.

Usai lahiran, dokter di RSUD Ruteng langsung menyarankan agar Apriani harus dibawa ke Bali atau Kupang untuk bisa operasi sedot cairan di kepala.

"Begitu dokter omong begitu, kami hanya bisa diam. Karena ke Bali dan Kupang itu pasti butuh biaya besar. Uang dari mana kami untuk biaya ke sana. Untuk biaya operasi lahir Apriani saja untung ada BPJS," tuturnya.

Lantaran tak ada biaya untuk ke Bali atau Kupang, ia dan suami memutuskan untuk membawa Apriani ke kampung halaman di Kembur, Manggarai Timur.

Sedari lahir 2 tahun lalu, ia bersama suami selalu memikirkan bagaimana cara agar anak bungsu mereka itu bisa berobat sesuai anjuran dokter. Namun, apa boleh dikata, kondisi ekonomi yang menjadi penghalang untuk menyembuhkan sang putri.

"Sedih juga setiap hari, dia seperti berusaha untuk bangun. Tetapi tidak bisa. Dia juga tidak menangis. Kalau mau minta makan baru dia merengek sedikit," kisahnya.

Mama Helena mengaku, sejak lahirnya Apriani, ia tak bisa lagi keluar rumah untuk bekerja seperti sebelumnya. Sebab, sang anak harus dijaga 24 jam.

Biasanya, ia mencari uang dengan menjadi buruh harian di kebun orang.

"Sekarang ini tidak bisa buat apa-apa lagi. Hanya harap suami saja yang kerja.  Paling saya bisa keluar sedikit pas kakaknya dua orang pulang sekolah. Dari pagi sampai siang tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

Kordianus Nator (37), sang ayah, mengaku punya kerinduan besar agar aanknya bisa berobat sesuai arahan dokter. Namun, ia dan isteri hanyalah petani yang tak punya penghasilan tetap, tidak bisa mewujudkan kerinduan itu.

"Hari-hari saya kerja di orang untuk bisa beli beras dan kebutuhan lainnya di rumah. Itu tadi, pikiran tidak tenang. Di kepala, hanya ingat anak yang sakit ini. Kapan anak kami ini bisa berobat. Itu saja yang ada di kepala setiap saat," tutur Kordianus.

Selama ini, kata dia, mereka sekeluarga hanya pasrah dan berharap ada mukjizat Yang Mahakuasa untuk kesembuhan Apriani. 

"Kami hanya berharap akan ada rahmat Tuhan melalui tangan-tangan orang baik agar Apriani bisa berobat. Untuk kami sendiri, jujur tidak bisa. Mau penuhi kebutuhan hari-hari saja kami ini susah," ujarnya.

Baca Juga: Peduli Penyandang Disabilitas, Kapolres Manggarai Timur Kunjungi Sambangi Kediaman Vitoria Eping di Elar

Dikunjungi staf Dinsos

Kordinus menyebut, pada Kamis (18/4/2023), tepat Apriani genap setahun, beberapa staf dari Dinas Sosial Manggarai Timur mengunjungi kediaman mereka.

Adapun kedatangan orang-orang dari Dinsos yakni meminta informasi tentang sakit yang diderita.

"Mereka datang tanya-tanya dan foto Apriani ini," katanya.

Dirinya bersama isteri pun berharap itu adalah tanda kepedulian dari pemerintah kepada puteri mereka.

"Semoga ada tindaklanjutnya nanti. Karena kami ini sangat merindukan Apriani berobat sesuai arahan dokter. Tapi itu tadi, kendala kami di dana," keluhnya.

Dirinya pun memohon bantuan media massa untuk menuliskan kondisi Apriani agar mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah Manggarai Timur hingga pusat.

"Siapa tahu dengan baca berita pemerintah dan orang-orang baik bisa tergerak hati, peduli denga anak kami ini. Mohon bantu kami. Kami sangat menginginkan Apriani segera berobat," imbuhnya sembari mengusap air mata.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah