Realisasi tersebut masih rendah mengingat pada saat ini sudah memasuki minggu kedua bulan November 2023 yang membuat para penyalur harus mengejar target sekitar Rp92,82 triliun dalam waktu kurang dari dua bulan.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 menyentuh 4,94 persen year on year (yoy) atau tak sampai 5 persen. BPS menilai penyebab lesunya perekonomian pada kuartal III-2023 yakni konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi.
Tercatat konsumsi pemerintah kontraksi 3,76 persen dengan distribusi 7,16 persen. Terkontraksinya konsumsi pemerintah karena adanya penurunan belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial. Ditambah ada pergeseran pencairan gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari yang biasanya di kuartal III menjadi kuartal II.***