Network
LABUAN BAJO TERKINI- Kemajuan digital di berbagai sektor memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai hal dengan mudah termasuk terkait keuangan.
Salah satu platform keuangan digital yang digunakan masyarakat Indonesia adalah aplikasi fintech lending atau populer dengan sebutan pinjaman online (pinjol).
Saat ini banyak masyarakat yang memanfaatkan aplikasi pinjol untuk berbagai kebutuhan keuangan. Namun tak sedikit kasus gagal bayar pinjol yang membuat perusahaan fintech lending harus derita kerugian.
Baca Juga: Bukan Apple Apalagi Oppo, Ini Smartphone Paling Laris di Pasaran Tahun 2023
10 Pinjol Paling Populer di Indonesia
Prospek pasar keuangan di Indonesia yang cukup menjanjikan membuat banyak investor yang menggeluti bisnis ini dan menyasar masyarakat di seluruh tanah air.
Saat ini begitu banyak platform penyedia pinjol yang beredar di ruang digital, banyak yang legal dan mendapat pengakuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun tak sedikit juga aplikasi pinjol yang ilegal dan mencekik kreditur. Tak hanya itu pola penagihan yang menggunakan kekerasan membuat pinjol memiliki citra buruk.
Hasil survei Populix bertajuk Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption mencatat, aplikasi pinjol paling banyak diminati di Indonesia saat ini adalah Akulaku.
Akulaku diketahui digunakan oleh 46 persen pengguna di Indonesia saat ini. Di posisi kedua ada Kredivo dengan pengguna sebanyak 43 persen.
Sementara diposisi ketiga, ada AdaKami dan EasyCash yang tercatat digunkan oleh sebanyak 18 persen pengguna di Indonesia.
Selanjutnya di posisi keempat dan kelima ada SPinjam dengan 13 persen dan Findaya dengan 12 persen.
Sementara untuk 5 fintech lending di 5 terbawah diantaranya:Indodana 11 persen,Mekar 4 persen, Investree 3 persen, Danacita 2 persen dan, Amartha 2 persen.
Mahasiswa Jadi Kelompok Gagal Bayar Tertinggi
Data Otoritas Jasa Keuangan pada Agustus 2023 lalu, jumlah kasus gagal bayar pada pinjol di Indonesia saat ini senilai Rp1,53 Triliun.
Dari jumlah tersebut, peminjam dari kategori mahasiswa tercatat memiliki nilai gagal bayar paling tinggi dengan total Rp602,7 miliar.
Selain mahasiswa, kelompok usia dengan kasus gagal bayar adalah kreditur dengan usia 35 sampai 53 tahun dengan jumlah gagal bayar Rp447, 5 milliar.
Adapun kelompok usia 54 tahun ke atas, jumlah kasus gagal bayar jika diakumulasikan adalah Rp68.2 miliar. ***
