LABUAN BAJO TERKINI-"Semoga pandemi ini segera selesai". Ketika KSP Kopdit Mawar Moe menggelar RAT untuk Tahun Buku 2020 setahun silam, harapan itu disampaikan sebab pandemi Covid-19 sangat berdampak perkembangan perkoperasian.
Sebagaimana kita ketahui, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada krisis kesehatan tetapi juga menyebabkan perekonomian sebagaian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi.
Pada titik itulah, KSP Kopdit Mawar Moe turut merasakan dampaknya. KSP Kopdit Mawar Moe, seperti koperasi pada umumnya, adalah lembaga keuangan yang sangat bergantung pada kesehatan ekonomi anggota. Oleh karena Pandemi Covid-19 berdampak sangat masif pada seluruh lapisan masyarakat, lembaga koperasi ini juga ikut terdampak.
Ada paling tidak dua masalah utama yang KSP Kopdit Mawar Moe hadapi pada tahun buku 2020 silam. Pertama, menurunnya partisipasi Tabungan Anggota sampai sebesar 3% dari tahun sebelumnya; dan kedua, kegiatan di kelopak-kelopak menjadi berkurang karena pemberlakuan PPKM.
Sebagai langkah antisipatif, saat itu berbagai terobosan dilakukan dengan tetap berpegang teguh pada aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan terkait penegakan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Langkah-langkah tersebut menunjukkan hasil positif, yakni: Pada TB 2020 silam, KSP Kopdit Mawar Moe tetap sehat--berdasarkan penilaian dari Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai.
Memasuki Tahun Buku 2021, situasi ternyata tidak banyak berubah. Pandemi Covid-19 belum berakhir. Sebagai akibatnya, masalah-masalah yang akrab dengan lembaga keuangan pada umumnya, juga tetap dialami oleh KSP Kopdit Mawar Moe. Yang paling besar di antaranya adalah persentase Kredit Lalai yang meningkat dibandingkan dengan tahun buku sebelumnya. Kemampuan anggota mengangsur pinjaman semakin berkurang dengan persentase yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan TB 2020.
Kondisi ini memiliki penyebab: Jika pada TB 2020 angsuran pinjaman masih bisa ditutup dari pos Simpanan Bunga Harian (SIBUHAR), pada TB 2021, banyak anggota yang Tabungan SIBUHAR-nya sudah habis (diambil untuk keperluan hidup harian) sehingga tidak bisa lagi mencicil angsuran.
Dampak lain dari kondisi itu adalah, banyak anggota yang akhirnya keluar (terutama mereka yang berasal dari satu keluarga inti) dengan alasan: 1).simpanannya dipakai untuk menyelesaikan utang, dan 2).terdapat ketakutan bahwa mereka--keluarga inti itu--tidak lagi mampu membayar kewajiban bulanan bagi semua anggota. Selain yang terjadi karena keputusan anggota sendiri, pengurus dan manajemen juga terpaksa mengambil keputusan memberhentikan anggota-anggota yang tingkat kelalaiannya sangat tinggi dan dinilai tidak lagi cocok dengan dasar gerakan perkoperasian: dari, oleh, dan untuk anggota. Keputusan pemberhentian anggota ini, tentu saja diambil setelah melalui tahapan-tahapan/upaya penanganan kredit macet (SOP Penanganan kredit Macet).