Harga Bagus di Pasaran, Pemkab Manggarai Mulai Gencarkan Budidaya Rempah-rempah

- 28 Desember 2021, 22:55 WIB
Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit,  saat menyampaikan sambutan dalam giat penanaman secara simbolis tanaman Pala di Tungga, Desa Renda, Kecamatan Satarmese Utara, Selasa 28 Desember 2021.
Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit, saat menyampaikan sambutan dalam giat penanaman secara simbolis tanaman Pala di Tungga, Desa Renda, Kecamatan Satarmese Utara, Selasa 28 Desember 2021. /Dok. Prokopim Kab. Manggarai

LABUAN BAJO TERKINI- Pemkab Manggarai di bawah kepemimpinan Hery-Heri mulai gencarkan penanaman rempah-rempah.
Hal tersebut disampaikan Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit saat melakukan penanaman simbolis tanaman Pala di Tungga, Desa Renda, Kecamatan Satarmese Utara, Selasa 28 Desember 2021.

Dalam sambutannya, Bupati Hery mengatakan, beberapa waktu ke depan Pemerintah Kabupaten Mangarai mulai gencarkan budidaya rempah, seperti pala, jahe, kunyit, dan tanaman jenis lainnya.

Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, pemerintah mendorong budidaya tanaman pala karena harganya dinilai relatif bagus, sementara daerah penghasil pala di Indonesia yakni di Maluku dan sekitarnya, sejumlah wilayah baru mulai budidaya Pala seperti Sumatra Utara. Namun semua mengalami kesulitan bibit.

Baca Juga: Lantik Kadis PUPR, Bupati Edistasius Endi: Jangan Tunggu Laporan Masyarakat Baru Bergerak

"Hari ini kita mulai dengan pala, kita bersyukur bahwa di sini kita sudah mulai, biar sedikit. Kita mulai sedikit-sedikit, karena kalau langsung banyak susah untuk jadi. Dari sedikit ini suatu saat akan menjadi banyak. Kalau di Maluku harga biji pala sekarang Rp 50-80 ribu, dan penutup di luarnya lebih mahal lagi karena kegunaannya banyak," kata Bupati Hery.

Ia mengatakan akan ada bantuan bibit pala tahun 2022 mendatang, ketika bibit yang sudah dibagikan ditanam dengan baik. Bahkan untuk pengembangan budidaya pala rencananya bukan hanya Desa Renda, tapi Desa Gulung, Todo, Ling dan Lia juga akan masuk dalam kawasan budidaya pala.

Namun desa yang ditetapkan menjadi kawasan budidaya pala bukan berarti semua lahan di wilayah itu akan ditanami pala saja, Bupati Hery juga menyarankan untuk menanam tanaman jangka pendek, sebab tanaman pala membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun baru bisa dipanen.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru, Harga Gas Elpiji 12 Kg di Labuan Bajo Naik

"Kalau ada lahan di sini yang mau ditanami jagung, sampaikan ke kepala desa dan setelah itu saya akan meminta Bank NTT untuk melakukan sosialisasi program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di sini," katanya.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x