Surat Gembala Prapaskah 2023 Uskup Ruteng, 'Berilah Aku Minum' : Yohanes 4:7

- 8 Maret 2023, 20:51 WIB
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat /Dokumen Keuskupan Ruteng

Yesus menyuarakan duka derita setiap orang yang menjerit akan pembebasan dan pertolongan. Begitu banyak orang tak bersalah menjadi korban peperangan yang masif dan mengenaskan di berbagai belahan bumi seperti di Ukraina.

Puluhan ribu orang terjepit dalam puing-puing kehancuran gempa bumi di Turki dan Syria, dan juga di Cianjur, dalam wilayah tanah air kita. Tak terbilang jumlah orang-orang yang mengalami kemiskinan dan kelaparan akibat resesi ekonomi dunia.

Tak terhitung anak-anak dan perempuan menjadi korban kekerasan di tengah masyarakat dan bahkan di dalam keluarga. Sekian banyak keluarga migran dan anak stunting menderita di keuskupan kita.

Begitu banyak orang zaman ini yang haus akan perhatian, dukungan dan kasih sayang. Melalui mulut Yesus, mereka semua menjerit: berilah aku minum! Yesus - seperti halnya kepada wanita Samaria - juga berpaling kepada kita semua dan mengetuk hati bela rasa kita.

Baca Juga: Esensi Baptis Dalam Katolik dan Protestan, Apa Bedanya?

Dia mengajak kita semua untuk bergerak menolong semua orang yang menderita. Kita didorong untuk bergandengan tangan merangkai rajutan solidaritas di tengah-tengah dunia yang haus dan lapar ini.

Berilah Aku Minum adalah juga rintihan Tuhan yang mendorong pastoral ekonomi berkelanjutan di keuskupan kita pada tahun 2023 ini. Program pastoral ini sangatlah kontekstual, sebab data aktual memperlihatkan bahwa sekitar 21% warga di Manggarai Raya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam situasi kemelaratan umat ini, kita dipanggil untuk gencar dan kreatif bersama-sama membangun kesejahteraan ekonomi dan terlibat dalam program mengentaskan kemiskinan di bumi Nucalale ini.

Kita tidak hanya melakukan karya diakonia karitatif, yang memberikan bantuan material langsung kepada korban yang membutuhkan, tetapi juga karya diakonia transformatif yang menganimasi dan memfasilitasi umat agar dapat mengembangkan ekonomi yang mensejahterakan "di atas kaki sendiri".

Program Pastoral Ekonomi berkelanjutan kita mengusung motto SAE: Sejahtera, Adil dan Ekologis. Motto ini sangat relevan dan cocok dengan tradisi puasa (pantang), sedekah dan berdoa dalam masa Prapaskah ini.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x